Meraih Berkah Ekonomi dari Produksi Piring Berbahan Pelepah Pinang

Tren kembali ke alam sepertinya bisa menjadi semakin banyak diterapkan masyarakat pada kehidupan sehari-hari.

Meraih Berkah Ekonomi dari Produksi Piring Berbahan Pelepah Pinang
Ilustrasi (Antara)

Masyarakat  yang dulu tidak pernah berpikiran bahwa pelepah pinang yang kami anggap sebagai limbah ini dapat menghasilkan, kini sangat antusias dalam mengelolanya.

Pengelolaan pelepah pinang ini, merupakan dukungan atas upaya masyarakat yang sudah menjaga hutan desa mereka. Dari setiap daerah yang mengelola hutan dengan baik, kita upayakan untuk mendukung perekonomian desa dengan melihat potensi pelepah pinang, kata Koordinator Program KKI Warsi, Ade Candra.

Dukungan ini sangat penting, karena sumber ekonomi warga menjadi indikator untuk peningkatan dukungan pada pengelolaan hutan berkelanjutan. Sebagaimana kita ketahui, kedua desa ini merupakan kelompok masyarakat yang mengelola hutan desa di lanskap Hutan Lindung Gambut (HLG) Sungai Buluh merupakan satu-satunya hutan lindung gambut yang masih utuh, di Provinsi Jambi.

Baca Juga : Gaikindo: Relaksasi PPnBM Selamatkan Industri Otomotif

Masyarakat desa cukup mampu menghadang kebakaran hutan di hutan desa ini dan dari sinilah kami terus mendorong masyarakat untuk meningkatkan ekonomi mereka dan di sisi lain juga mempertahankan dan menjaga hutan desa mereka.

Untuk itulah kerja sama untuk mewujudkan ini gencar dilakukan. Warsi sebagai pendamping masyarakat yang mengelola perhutanan sosial dan Unja sebagai penyedia mesin serta Rumah Jambee yang akan melakukan pengembangan pemasaran, bersinergi untuk membantu petani pinang.

Sementara itu Ketua KUPS Lojo Klepa, Abdul Rahman mengatakan bahwa dengan dibantunya pemasaran oleh Rumah Jambee, masyarakat bisa fokus pada produksi piring tersebut karena sudah ada yang memasarkan dan kami harus memberikan produk dengan kualitas yang baik serta standar yang diberikan oleh Rumah Jambee. Ini kerja sama yang sangat bagus, kami hanya harus fokus kepada produksinya saja.

Baca Juga : Kemenkeu: Realisasi Insentif Impor Alkes Capai Rp700 Miliar

Masyarakat kedua desa bisa sedikit lega bahwa ditengah pandemi ini masih memiliki sumber ekonomi lain melalui kebun pinang mereka.


Editor : suroprapanca