Pendidikan Mitigasi Bencana harus Kontinu

Kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana alam harus ditunjang pemahaman masyarakat atas pendidikan dan mitigasi bencana agar dapat mengurangi risiko. 

Pendidikan Mitigasi Bencana harus Kontinu
Sisa-sisa bencana di Palu
INILAH, Jakarta - Kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana alam seperti gunung berapi, longsor, tsunami, banjir, dan gempa bumi harus ditunjang dengan pemahaman masyarakat atas pendidikan dan mitigasi bencana agar dapat mengurangi risiko. 
 
Peneliti Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Deny Hidayati mengatakan, pendidikan dan sosialisasi tentang mitigasi bencana harus dilakukan berulang dan berkelanjutan agar menjadi budaya bagi masyarakat. 
 
Deny menjelaskan, pendidikan dan sosialisasi mitigasi bencana tidak bisa dilakukan hanya satu kali karena tidak akan cukup bagi masyarakat. Menurut hasil penelitiannya di beberapa daerah rawan bencana, sosialisasi yang hanya sekali dilakukan tidak membekas di masyarakat.
 
"Seharusnya sosialisasi dan pendidikan mengenai mitigasi bencana menjadi kegiatan reguler dalam periode waktu tertentu dan disertai dengan latihan atau simulasi," kata Deny di Jakarta, Kamis (27/12/2018).
 
Dia melanjutkan, masyarakat yang sadar dan siap siaga dalam menghadapi bencana merupakan salah satu bentuk mitigasi bencana nonstruktural yang harus diperkuat. Sektor inilah yang dinilainya masih lemah dalam masyarakat Indonesia. 
 
"Mitigasi nonstruktural itu berupa peningkatan kepedulian, kesiapsiagaan, pendidikan publik. Itu mungkin yang masih harus kita tingkatkan ke depan," kata Deny.
 
Menurutnya pendidikan mitigasi bencana sangat penting diajarkan di sekolah-sekolah, misalnya dengan memasukkan hal itu dalam mata pelajaran khusus. "Bisa juga menjadikannya bagian dari mata pelajaran tertentu, atau memasukkannya dalam kegiatan ekstrakulikuler," pungkasnya. 


Editor : inilahkoran