Pentingnya Pulihkan Trauma Anak Usai Bencana

Bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya memberikan dampak destruktif yang sangat besar bagi masyarakat, termasuk anak-anak baik fisik maupun kejiwaan.

Pentingnya Pulihkan Trauma Anak Usai Bencana
Ilustrasi (antara)

INILAH, Jakarta - Bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan sebagainya memberikan dampak destruktif yang sangat besar bagi masyarakat, termasuk anak-anak baik fisik maupun kejiwaan.

Dampak bencana yang seringkali luput dari perhatian adalah gangguan kejiwaan (psikologis) pada anak atau biasa disebut trauma.

Berbeda dengan biaya kerusakan secara sosial atau ekonomi yang dapat dihitung, dampak psikologis pada anak pasca bencana tidak dapat diprediksi waktu, durasi serta intensitasnya.

Baca Juga : Bangkitkan Gairah UMKM Kuliner, Teh Pucuk Harum Gandeng Youtuber

Gejala trauma yang muncul pun juga berbeda-beda, sehingga tidak dapat dibandingkan antara satu anak dengan anak lainnya. Beberapa contoh trauma pada anak pasca bencana adalah gangguan kecemasan, mudah panik, stres akut sampai depresi.

Gejala-gejala tersebut apabila diabaikan tentunya akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak baik fisik maupun mentalnya.

Christina Dumaria Sirumapea M.Psi.,Psikolog, Psikolog Klinis Dewasa dan Associate Assessor di TigaGenerasi dalam siaran pers pada Jumat mengatakan aspek psikologis juga penting untuk diperhatikan dalam menghadapi dampak bencana.

Baca Juga : OPPO Rilis A74 dan A74 5G, Apa Bedanya?

"Yang bisa dilakukan untuk memulihkan trauma anak usai terjadi bencana adalah dengan melakukan psychological first aid (PFA)," kata Christina dalam Webinar "Pelatihan Psikososial dan Trauma Healing Bagi Tenaga Pendidik" yang digagas Cetta Satkaara bersama Rumah Guru BK (RGBK) beberapa waktu lalu.

Halaman :


Editor : suroprapanca