PWI Jabar Kecam Oknum ASN Bawaslu yang Maki Wartawan

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Barat Hilman Hidayat mengecam oknum ASN Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar, yang memaki wartawan ketika usai melakukan peliputan di Kantor Bawaslu, Jalan Turangga, Kota Bandung, pada Rabu 3 Januari 2024.

PWI Jabar Kecam Oknum ASN Bawaslu yang Maki Wartawan
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Barat Hilman Hidayat /istimewa

"Kita bisa meliput dimana saja. Apalagi sudah mengisi daftar tamu. Kecuali kita menyelonong enggak jelas. Apalagi untuk kepentingan publik. Kita ini mendukung Pemilu damai, harus ada transparansi, jangan dihalang-halangi. Publik harus tahu," imbuhnya.

Sementara mengenai ketakutan oknum ASN, karena awak media melakukan peliputan dan mengambil gambar dari lambang Bawaslu Jabar, dimana dikhawatirkan mencoreng lembaga tersebut. Menurutnya sudah sangat berlebihan dan seharusnya bisa dikonfirmasi secara baik.

"Berlebihan. Bawaslu itu lambang milik pemerintah. Kecuali itu karya pribadi. Itu simbol Bawaslu milik publik," ungkapnya.

Baca Juga : Meski Berpolemik, Pemda KBB Kembali Tekan Laju Inflasi dengan Langkah ini

Sekretaris Umum PWI Jabar Tantan Sulthon Bukhawan secara terpisah menyampaikan, ketika wartawan telah melakukan pekerjaannya sesuai kode etik jurnalistik. Maka tidak ada satu pihak pun yang boleh melarang, apalagi untuk kepentingan umum dan dilakukan di ranah publik

"Selagi tidak menjustifikasi personal. Kan wartawan dilindungi undang-undang. Kita berhak mendapatkan informasi dari mana saja. Liputan tidak perlu ada izin kalau di ruang publik. Kecuali masuk ke ruangan," ujarnya.

Permasalahan izin atau prosedural izin melakukan aktivitas di Bawaslu Jabar yang diperkarakan oknum ASN tersebut kata dia, harusnya disampaikan dengan tata bahasa yang baik dan informatif.

Baca Juga : Mantan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Hadir sebagai Saksi Kasus Korupsi Bansos Covid-19

Maka dari itu Tantan memastikan, PWI Jabar siap mengadvokasi rekan-rekan wartawan, dengan harapan kejadian serupa tidak lagi terjadi.


Editor : JakaPermana