Sambut PTM, Garut Mulai Gelar Simulasi

Pemerintah Kabupaten Garut melakukan simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) pada Senin.

Sambut PTM, Garut Mulai Gelar Simulasi

INILAH, Garut - Pemerintah Kabupaten Garut melakukan simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) pada Senin.

Bupati Garut Rudy Gunawan bersama jajaran pejabat Dinas Pendidikan Garut meninjau pelaksanaan simulasi KBM tatap muka di SMP Negeri 1 Garut untuk memastikan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang penerapan protokol kesehatan selama kegiatan belajar mengajar di sekolah.

"Saya selaku Bupati Garut dan Satgas COVID-19 Kabupaten Garut memberikan izin untuk melakukan simulasi sekolah bagi anak-anak SD, anak-anak SMP, anak-anak TK, dan juga sedikit PAUD," kata Rudy.

Baca Juga : Bupati Cirebon Bantah Hubungan dengan Pemprov Jabar Tidak Harmonis

Ia mengatakan, simulasi KBM tatap muka dilaksanakan di sekolah-sekolah yang sudah memiliki sarana dan prasarana pendukung penerapan protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan dan alat pemeriksaan suhu tubuh serta menyiapkan pengaturan ruang belajar.

"Kapasitas 30 persen sampai dengan 50 persen dan ini merupakan simulasi dari Gerakan Ayo Masuk Sekolah, kita utamakan protokol kesehatan," kata Bupati.

Dalam simulasi KBM tatap muka di SMP Negeri 1 Garut, menurut dia, para guru dan siswa sudah menjalankan protokol kesehatan, termasuk memakai masker. Sekolah juga sudah menyiapkan petugas untuk memeriksa suhu tubuh guru dan siswa yang hendak masuk sekolah dan menyediakan tempat cuci tangan.

Baca Juga : MUFFEST 2021 Diharapkan Bangkitkan Sektor Fesyen Bekasi

"Kami pastikan mereka pakai masker dan di sekolah sudah dipersiapkan tempat cuci tangan, ada 'social distancing' (jaga jarak) dan tentunya kita mengurangi jam (belajar) menjadi tiga jam," katanya.

Halaman :


Editor : Zulfirman