Sikap Kami: Buzzer Laknat di Olimpiade

MOHON maaf, sekali ini kami tak kuasa menahan gejolak emosi. Menyangkutkan persoalan-persoalan SARA terhadap olahraga adalah perbuatan laknat. Jadi, jika ada buzzer yang melakukan itu, bisa kami simpulkan: itu buzzer laknat.

Sikap Kami: Buzzer Laknat di Olimpiade

Bulan April lalu, di Liga Primer Inggris, kiper Crystal Palace, Vicente Guaita menunda melakukan tendangan gawang. Dia lakukan agar penyerang Leicester, Wesley Fofana dan Cheikou Kouyate, punya kesempatan berbuka puasa.

Jadi, olahraga itu menentang SARA. Sebab, dia menjunjung tinggi sportivitas. Dia tak peduli apa warna kulit orang, apa agamanya, darimana negaranya. Semuanya sama. Saling menghormati, saling menghargai.

Jadi, jika ada yang mencoba melekatkan isu SARA di tengah prestasi Greysia Polii/Apriyani Rahayu atau pada Anthony Ginting, maka itu kita anggap perbuatan laknat. Tidak menghargai sportivitas olahraga.

Baca Juga : Sikap Kami: Menanti Srikandi Baru

Kepadanya patut kita berikan contoh apa yang dilakukan Amiruddin, ayah Apriyani. Sebagai seorang yang kebetulan muslim, selalu dia memanjatkan doa untuk keberhasilan Apriyani, keberhasilan Greysia yang secara keimanan tak sama dengannya. (*)
 

Halaman :


Editor : Zulfirman