Sikap Kami: Teladan Vaksin

BAGAIMANAKAH kita memandang vaksin Covid-19? Di tempat kita, juga di belahan dunia lainnya, dia dipandang dalam dua sisi yang kontras. Di satu sisi, dia diharapkan. Di sisi lain, dia diragukan.

Sikap Kami: Teladan Vaksin

BAGAIMANAKAH kita memandang vaksin Covid-19? Di tempat kita, juga di belahan dunia lainnya, dia dipandang dalam dua sisi yang kontras. Di satu sisi, dia diharapkan. Di sisi lain, dia diragukan.

Publik masih belum terlalu yakin dengan vaksin corona meski sudah mulai berdatangan di Indonesia. Kontroversi di sejumlah negara, termasuk juga penolakan dan pembatalan (pembelian) vaksin, membuat mereka khawatir.

Bahkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sendiri belum merekomendasikan sepanjang belum ada izin edar darurat dari Badan POM. Tentu saja, ini juga terkait dengan kepastian untuk menjawab keraguan publik.

Baca Juga : Sikap Kami: Kuc4y

Sedikitnya ada tiga hal yang bisa membuat masyarakat dengan senang hati menjalani vaksinasi. Pertama, tentu saja soal keamanan (security). Kedua, bagi kalangan Muslim, soal kehalalannya. Ketiga, soal contoh teladan.

Soal pertama, itulah yang disebut IDI sebagai urusan Badan POM. Badan itulah yang bisa merekomendasikan apakah vaksin tersebut betul-betul aman dengan efek samping seminimal mungkin. Yang kedua, ini menjadi urusan dan tanggung jawab Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyatakan halal-tidaknya.

Yang ketiga, bukan urusan menyangkut teknis. Karena itu, yang berperan di sini bukanlah pihak-pihak yang terkait dengan teknis. Yang paling berperan adalah pemimpin dan publik-publik figur.

Baca Juga : Adios, El Pibe de Oro

Publik butuh teladan. Publik butuh contoh. Itu yang diharapkan dari para pemimpin. Jika pemimpinnya saja tidak yakin, apatah lagi masyarakat bawahnya.

Halaman :


Editor : Zulfirman