Wacana Larangan Pemerintah Menjual Gas Elpiji 3 Kg Bikin Bingung Warga Kabupaten Bandung

Rencana pemerintah yang bakal melarang warung menjual gas elpiji 3 kg membuat bingung para pemilik warung dan warga Kabupaten Bandung. 

Wacana Larangan Pemerintah Menjual Gas Elpiji 3 Kg Bikin Bingung Warga Kabupaten Bandung
Jika aturan itu diterapkan, warga Kabupaten Bandung mengeluhkan bakal direpotkan kalau harus membeli gas elpiji 3 kg ke pangkalan atau sub agen resmi. (dok)

INILAHKORAN, Soreang - Rencana pemerintah yang bakal melarang warung menjual gas elpiji 3 kg membuat bingung para pemilik warung dan warga Kabupaten Bandung

Jika aturan itu diterapkan, warga Kabupaten Bandung mengeluhkan bakal direpotkan kalau harus membeli gas elpiji 3 kg ke pangkalan atau sub agen resmi.

Suci Suciawati (50), pemilik warung eceran mengatakan jika aturan tersebut benar-benar diterapkan maka yang akan dirugikan bukan hanya warung saja. Justru, masyarakat sebagai pembeli bakal lebih menderita memenuhi sumber energi gas elpiji 3 kg.

Baca Juga : Jalan Akses Masuk Rusak Parah, Warga Perum ASI Ancam Gelar Demo

"Keuntunganya juga enggak besar sih, paling cuma beda Rp1.000 sampai Rp2.000 per tabungnya dibandingkan dengan harga di agen atau sub agen itu. Dan nanti yang akan terjadi antrean panjang masyarakat di agen-agen dan sub agen. Selain itu, keberadaan agen atau sub agen juga belum tentu berdekatan semuanya dengan rumah masyarakat konsumennya," kata Suci di Katapang, Minggu 15 Januari 2023.

Dikatakan Suci, jika pembeli harus memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) nyq, hal itu masih bisa dipahami dan bisa dilakukan oleh pemilik warung seperti dirinya. Meski sebenarnya, dirasa Suci kurang mendasar, sebab selama ini para pembeli gas elpiji 3 kilogram yang datang kewarungnya memang dari golongan menengah kebawah. Jadi memang sudah sesuai dengan tujuan pemerintah agar subdisi gas elpiji ini tepat sasaran.

"Yah makanya belanja ke warung kecil di kampung-kampung juga bukan orang kaya raya. Mungkin kalau orang kaya mah belanjanya juga selalu di pasar modern dan dandananya juga enggak kumal dan bersandal jepit," ujarnya.

Baca Juga : Tak Urung Diperbaiki Developer, Warga RW 13 Perum ASI Gotong Royong Perbaiki Drainase

Hal senada dikatakan Nia Kurniati (39) seorang ibu rumah tangga warga Kecamatan Cangkuang, rencana pemerintah itu bakal menyusahkan ibu-ibu rumah tangga seperti dirinya. Kata dia, tidak semua kampung atau pemukiman penduduk letaknya berdekatan dengan agen atau sub agen gas elpiji. Ternasuk di kampungnya itu, selama ini untuk memenuhi kebutuhan gas elpiji, biasa dibeli di warung-warung yang ada di kampungnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani