4 Pilar Penting di Balik Kesuksesan Dagang Rasulullah

RASULULLAH shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang pedagang sukses. Bahkan beliau mampu memberikan mahar yang begitu besar ketika meminang istri pertamanya, Khadijah.

4 Pilar Penting di Balik Kesuksesan Dagang Rasulullah

Yaitu ia dapat dipercaya dalam bertransaksi, tidak curang, tidak menipu, dan tidak berspekulasi. Amanah dalam menjaga hak-hak manusia, dan dalam mengembalikan harta-harta mereka, tidak menelantarkan hak-hak manusia bahkan justru menjaga dan memeliharanya. 

Dari hadits Anas bin Malik bahwasanya rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tunaikanlah amanah kepada siapa saja yang memberi amanah terhadapmu dan jangan menghianati siapa saja yang menghianatimu”

Berkata Jujur

Baca Juga : Fatwa-fatwa Ulama Tentang Hukum Bekerja di Malam Hari

Yaitu hendaknya ia jangan berdusta bahkan wajib menjaga kejujuran. Ketika berbicara dengan manusia dalam jual beli senantiasa jujur, ketika berbicara kepada mereka “ini barang baru” maka dia jujur dalam perkataannya, jika berkata “ini asli” hendaknya jujur dalam perkataannya, jika berkata “ ini baru datang hari ini bukan barang dari kemarin” hendaknya jujur dalam perkataannya, dan hendaknya dalam hatinya berkata: “apa yang mencukupiku jika aku memperoleh 1 real ini 2 real itu atau 10 atau 1000 atau lebih dari itu sementara hilang dariku akhlak jujur dan jadilah aku orang yang perndusta?!”, sungguh Nabi- shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Jauhilah oleh kalian berdusta karena sesungguhnya dusta menuntun kepada perbuatan keji dan sesungguhnya perbuatan keji menuntun ke neraka”

Akhlak yang baik 

Yaitu ia bermuamalah dengan manusia dengan akhlak yang baik dan adab yang mulia, dan bekerja dengan berwirausaha, dan jual-beli akan didapati beragam akhlak manusia dan perbedaan perangai mereka bahkan amat sangat buruk cara bermuamalah diantara mereka. Seringnya terjadi gesekan diantara manusia dalam jual-beli dan bertransaksi berpengaruh negatif terhadap akhlak. Jika tidak menjaga pilar yang ditetapkan dalam hadits tersebut (akhlak yang baik) maka pengusaha atau pedagang ketika itu dalam pergolakan batin untuk menjaga akhlak yang baik, tidak menggadaikan akhlaknya di pasar/mall/supermarket dll. dengan pergesekan akhlak yang buruk dari manusia.


Editor : Bsafaat