Hoaks! Vaksin COVID-19 Perlambat Cakupan Kekebalan Kelompok Masyarakat

Pandemi Covid 19 tidak serta merta menghentikan peredaran hoaks di tengah masyarakat. Justru hoaks terkait pengobatan dan penanganan hoaks, serta informasi salah seputar vaksin dan vaksinasi masih banyak ditemukan di lapangan. 

Hoaks! Vaksin COVID-19 Perlambat Cakupan Kekebalan Kelompok Masyarakat
Foto: Reza Zurifwan

“Apabila mendengar ada demam atau bengkak di tempat penyuntikan, itu adalah hal yang biasa saja dalam proses pembentukan antibodi dalam tubuh manusia. Reaksi-reaksi ringan akibat  divaksinasi itu bisa hilang dalam satu dua hari. Dalam kartu vaksinasi pun sudah diberikan nomor kontak untuk menghubungi apabila terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI),” tuturJulitasari.

Salah satu vaksin Covid 19 yang digunakan untuk program vaksinasi nasional adalah  AstraZeneca. 

“Vaksin AstraZeneca hadir di Indonesia sehubungan dengan adanya regulasi dari  Kemenkes bahwa vaksin ini akan digunakan untuk program vaksinasi nasional. Tentu dasarnya adalah pertimbangan ilmiah dan medis, sehingga kita harus percaya pemerintah kita telah melakukan evaluasi mendalam sehingga vaksin-vaksin yang telah ditetapkan layak untuk membentuk herd immunity bagi masyarakat Indonesia,” ungkap  Direktur AstraZeneca Indonesia Rizman Abudaeri.

Baca Juga : Rayakan HJB ke-539, Forkopimda Kota Bogor Ramai-ramai Naik Bus Uncal

Ia juga menambahkan ketika vaksin akan dipergunakan oleh suatu negara, harus mendapatkan izin oleh otoritas negara tersebut. Khusus untuk Indonesia vaksin harus mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Khusus untuk vaksin Covid 19 ini harus mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA), Semua vaksin tidak hanya AstraZeneca harus melalui persetujuan BPOM. Kemudian ada juga persyaratan WHO, yakni vaksin yang dikatakan efektif memiliki efikasi lebih dari 50%,” tambahnya.

AstraZeneca sendiri hadir di Indonesia sejak 1971, dan pada masa pandemi ini AstraZeneca bekerja sama dengan lembaga penelitian Oxford untuk mengembangkan vaksin Covid 19 dengan prinsip tidak mengambil keuntungan, lalu memproduksi vaksin sebanyak-banyaknya untuk disebarkan secara luas dan merata ke semua negara. Saat ini Indonesia sendiri sudah menerima kurang lebih 6 juta dosis AstraZeneca dari jalur Covax Facility.

“Sampai hari ini, ada 400 juta dosis vaksin Covid 19 AstraZeneca yang sudah diproduksi dan didistribusikan ke 165 negara di dunia. Lalu pada 165 negara dimana vaksin AstraZeneca diedarkan, selalu memantau perkembangan dari sisi keamanan dan efikasi vaksin Covid 19  tersebut,” terang Rizman.


Editor : Bsafaat