Inilah Faktor Jalan Mudah Rusak di Garut: Anggaran, Kondisi Tanah, dan Beban Kendaraan  

Kondisi infrastruktur di wilayah Kabupaten Garut yang banyak mengalami kerusakan seperti jalan masih menjadi persoalan dan terus dikeluhkan masyarakat.

Inilah Faktor Jalan Mudah Rusak di Garut: Anggaran, Kondisi Tanah, dan Beban Kendaraan  
Ruas jalan yang sudah diperbaiki pun tak berumur panjang dan amat mudah mengalami kerusakan. Sehingga perbaikan jalan nyaris terkesan menjadi kegiatan ritual tahunan di Garut. Terutama menghadapi Ramadan, Idulfitri, Natal, dan Tahun Baru. (zainulmukhtar)

Dia menyebutkan, rata-rata umur jalan kabupaten di Garut sekitar dua tahun. Namun terbatasnya anggaran, membuat banyak ruas jalan di Garut yang mestinya diperbaiki dengan peningkatan jalan namun faktanya hanya cukup direhab. Sehingga kondisi jalan rentan mengalami kerusakan berulang. Seperti ruas Jalan KH Anwar Musaddad.

"Kondisi jalan mengalami kejenuhan permukaan air tanah. Harusnya dilakukan peningkatan jalan, ditinggikan minimal 1,5 meter. Tapi memang biayanya mahal. Kondisi seperti ini banyak di Garut. Termasuk jalan Banyuresmi dan jalan Leuwigoong ke Limbangan," kata Didan.

Selain keterbatasan anggaran, lanjutnya, faktor eksternal mudahnya terjadi kerusakan jalan di Garut antara lain curah hujan tinggi, dan tak semua jalan kabupaten dilengkapi drainase.

Baca Juga : Korban Banjir di Pesisir Karawang Keluhkan Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

"Terutama jalan aspal dan hotmix yang mudah rusak oleh hujan. Meskipun perbaikannya juga lebih mudah. Dan untuk Garut saat ini, sudah tak layak lagi hotmik jalan satu lapis. Mestinya sudah minimal dua lapis atau lebih agar jalan tak mudah rusak," kata Didan.

Semakin tak terkontrolnya jumlah maupun beban kendaraan yang melintas, lanjutnya, juga turut menjadi faktor mudahnya terjadi kerusakan jalan.
"Jalan kabupaten itu MST (Muatan Sumbu Berat)-nya hanya 8 ton. Tapi selain jumlah, beban kendaraan yang masuk juga kenyataannya lebih berat," ujarnya.

Menurut Dadan, kondisi dialami jalan kabupaten juga sama dengan jalan berstatus provinsi yang ada di Garut. Kerusakan jalan provinsi bahkan lebih parah.

Baca Juga : Penerbangan Siap Beroperasi di Bandara Kertajati, Harapan Baru Kebangkitan Bandara Terbesar di Jawa Barat

"Inilah masalahnya. Masyarakat itu umumnya enggak tahu mana jalan kabupaten dan mana jalan provinsi. Tahunya jalan yang ada di Garut. Sedangkan jalan provinsi di Garut itu banyak, termasuk di daerah perkotaan, dan kondisinya rusak parah. Sehingga meskipun kemantapan jalan kabupaten itu 84,26 persen, tapi enggak kelihatan," tutur Didan.*** (zainulmukhtar)


Editor : Doni Ramdhani