Keterasingan yang Kita Rasakan & Janji Rasulullah

MENJADI muslim yang baik itu pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan. Menapaki jalan hidayah sejengkal demi sejengkal, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan.

Keterasingan yang Kita Rasakan & Janji Rasulullah

MENJADI muslim yang baik itu pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan. Menapaki jalan hidayah sejengkal demi sejengkal, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan.

Menghapus satu demi satu kesalahan dengan tobat dan penghambaan yang jujur, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan. Berdakwah mengajak pada sunah ditengah fanatisme mazhab, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan.

Menaikkan celana hingga mata kaki serta membiarkan janggut tumbuh, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan. Menjomblo demi menjaga kehormatan diri disaat yang lain gonta-ganti pacar pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan.

Baca Juga : Benarkah Shaf Terdepan Paling Utama?

Menetapi Manhaj para salafusshalih dengan sungguh-sungguh, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan. Iya Semua itu adalah pilihan yang mengasingkan. Paling tidak pada awalnya. Lalu untuk waktu yang sedikit lama.

Namun pada akhirnya, akan ada hari ketika Allah memberi kemenangan. Di hari itu, kita akan bersuka cita saat semua manusia berbondong-bondong bernaung di bawah payung As-Sunnah, bersama bertasbih memuji-Nya diatas bahtera tauhid.

Bila hari itu tiba, kesepian dan keterasingan yang kita rasakan saat ini kelak hanya menjadi sebuah cerita yang akan kita di awali dengan kata "Dulu.." untuk anak-anak kita. "Nak dulu abi begini, dulu abi begitu."

Baca Juga : Poligami di Antara Syahwat, Cinta dan Jimak

Sahabat, saya tidak bicara soal keterasingan yang biasa, karena dipuncak keterasingan ini ada janji dari Rasul mulia.

Halaman :


Editor : Bsafaat