Kolaborasi BP2MI dan IJTI Tingkatkan Literasi Soal Pekerja Migran

Upaya untuk melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) getol dilakukan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Sebab hingga kini, masih saja ditemukan kasus kekerasan terhadap PMI karena proses pemberangkatan yang ilegal.

Kolaborasi BP2MI dan IJTI Tingkatkan Literasi Soal Pekerja Migran
Upaya untuk melindungi Pekerja Migran Indonesia (PMI) getol dilakukan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Sebab hingga kini, masih saja ditemukan kasus kekerasan terhadap PMI karena proses pemberangkatan yang ilegal./istimewa

"Sekarang pemerintah menyiapkan pinjaman dengan bunga rendah dengan bank pemerintah, tidak boleh lagi orang mau kerja di luar negeri jual harta atau pinjam ke rentenir. Sekarang disiapkan KUR hingga Rp 100 juta rupiah cukup approval BP2MI di daerah," jelasnya.

Benny juga menekankan soal pentingnya pencegahan dan penegakkan hukum bagi oknum yang mencari keuntungan pribadi dari pekerja migran, khususnya bagi pelaku tindak pidana perdagangan orang atau TPPO.

"Di Jabar saya titip ini kesepahaman masalah hukum. Di daerah tertentu misal dianggap sebagai TPPO, pas di Kejaksaan bukan, putusan pengadilan akhirnya rendah. Di daerah lainnya beda lagi. Jadi kesepahaman atas penggunaan pasal dan U penting," tegas Benny.

Baca Juga : Tertibkan Parkir Liar, Kota Bandung Bentuk Satgas Trotoar

"Mudah-mudahan tadi sosialisasi yang masif menjadi komitmen semua pihak," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua IJTI Jabar Iqwan Sabba Romli mengungkapkan pentingnya seorang jurnalis memiliki literasi tentang pekerja migran. Sebab menurut Iqwan, selama ini banyak berita tentang pekerja migran yang diangkat sisi negatifnya.

"Kenapa kita menghadirkan rekan-rekan jurnalis disini, karena ini yang perlu diketahui bahwa pekerja migran itu banyak dan luas informasinya. Bahkan sebelumnya semua menginformasikan soal PMI itu pemberitaan buruknya," ucapnya.

Baca Juga : Dalam Sepekan Polrestabes Bandung Amankan Delapan Orang Bandar Narkoba

Diharapkan dengan sosialisasi ini, jurnalis mulai paham literasi tentang pekerja migran yang tidak melulu soal kasus dan sisi negatifnya, namun juga soal kesejahteraan dan peran seorang pekerja migran bagi Indonesia.


Editor : JakaPermana