Oded Janjikan Lima Flyover

WALI Kota Bandung Oded Muhammad Danial kembali menyatakan salah satu fokus utamanya adalah untuk mengatasi kemacetan. 

Oded Janjikan Lima Flyover
INILAH, Bandung - WALI Kota Bandung Oded Muhammad Danial kembali menyatakan salah satu fokus utamanya adalah untuk mengatasi kemacetan. 
 
Dia menjanjikan, ‎setidaknya dalam periode kepemimpinan 2018-2023 bersama Yana Mulyana wakilnya, akan membuat lima infrastruktur baru berupa jalan layang (fly over) maupun underpass atau jalan bawah tanah.
 
Oded menuturkan, saat ini Pemkot Bandung masih mengkaji beberapa titik yang akan diprioritaskan untuk membangun dua jembatan layang pada 2019 mendatang. Kedua jembatan tersebut merupakan hibah dari Korea Selatan.
 
Menurut Oded beberapa titik yang kini sedang dikaji tersebut yakni persimpangan Jalan Supratman-Jalan Ahmad Yani. Lalu perempatan Jalan Pasir Kaliki-Jalan Pajajaran di dekat pusat perbelanjaan dan persimpangan Jalan Gatot Subroto-Jalan Laswi.
 
"Fly over di Kota Bandung ke depan sekarang di proses oleh kita hibah dari Korea dan ini terus koordinasi dan diprogram oleh kita. ‎Mudah-mudahan salah satu titik itu bisa terealisasi pada 2019 karena mereka (Korea) sudah menunggu hasil DED (Detail Engineering Design) kita," kata Oded di Bumi Sangkuriang, Jalan Kiputih, Bandung‎, Selasa (18/12/2018).
 
‎Guna mengejar jumlah tersebut, Oded mengaku tidak hanya mengandalkan bantuan dari luar negeri saja. Namun, dia sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk membuat jembatan layang ataupun jalan bawah tanah di Kota Bandung.
 
‎Oded menyatakan, perencanaan membuat jalan layang maupun jalan bawah tanah sudah lama dibahas bersama Pemprov‎ Jawa Barat sebagai solusi kemacetan di Kota Bandung. Salah satu titik yang menjadi daerah dengan tingkat kemacetan tinggi yakni kawasan Jalan Kopo.
 
"Saya sudah lakukan koordinasi dengan Dinas PU provinsi ada beberapa pertemuan dengan mereka, proses pekerjaan rumah lama yang belum tuntas seperti Kopo sudah dibahas juga. Saya berharap ke depan sisa pekerjaanrumah provinsi yang belum tuntas‎ akan kita bereskan," terangnya.
 
‎Hanya saja, Oded mengungkapkan terdapat sejumlah hambatan yang tidak bisa diselesaikan secara instan. Seperti rencana di Jalan Kopo yang diutarakannya masih terbentur dengan persoalan pembebasan lahan.
 
Oded menyatakan titik lain yang dikaji oleh Pemkot Bandung yakni persoalan kemacetan di pintu rel Jalan Garuda. Menurutnya untuk bisa membuat jembatan layang atau jalan bawah tanah di lokasi tersebut perlu berkoordinasi dengan PT  Kereta Api Indonesia (KAI) dan Lanud Husein Sastranegara.
 
"Seperti Kopo pembebasan tanah ada satu persil yang pemiliknya ga tahu dimana. Seperti di Andir kerjasama dengan Lanud dan PJKA, ini dupayakan mudahan ada kesepahaman,"‎ ujarnya.
 
‎Oded menegaskan, pembuatan jalan layang atau jalan bawah tanah dinilai paling realistis untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung. Sebab, menurut data yang diperolehnya, siang hari di Kota Bandung bisa menampung 3,7 juta aktivitas masyarakat.
 
Saat ini penduduk Kota Bandung sendiri berada di kisaran angka 2,4 juta. Namun, jumlah tersebut bertambah pada siang hari mengingat banyaknya warga dari luar daerah yang mencari nafkah ataupun sekolah di‎ Kota Bandung.
 
"Itu alternatif sistuasi di lapangan, kalau bisa ya pakai underpass yah. Saya ingin ya minimal 4 sampai 5 jalan layang tau underpass dalam lima tahun ke depan, karena sekarang ini sesungguhnya  proses sudah berjalan," pungkasnya.‎


Editor : inilahkoran