Pasien Sakit Berat, Telepon Saja 119

Kota Cirebon menjadi proyek percontohan program Layad Rawat. Disebut sebagai bukti kehadiran Negara atas warganya.

Pasien Sakit Berat, Telepon Saja 119
Gubernur Jabar Ridwan Kamil meluncurkan Program Layad Rawat di Kota Cirebon sebagai kota percontohan
INILAH, Cirebon- Kota Cirebon menjadi proyek percontohan program Layad Rawat. Disebut sebagai bukti kehadiran Negara atas warganya.
 
Diluncurkan langsung Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, program Layad Rawat mengharuskan dokter atau petugas medis mendatangi langsung pasien yang membutuhkan. Untuk ini, warga yang memiliki keterbatasan untuk bergerak hingga tak memiliki biaya, cukup menghubungi nomor 119 melalui telepon selulernya.
 
"Warga yang berkesusahan secara fisik atau tak punya biaya, cukup telepon 119 dan dokter akan datang ke rumah warga. Inilah manajemen Negara yang datang ke warga, bukan warga yang datangi Negara," papar gubernur yang akrab disapa RK atau Emil ini, saat meluncurkan program Layad Rawat di Kota Cirebon, Rabu (14/11/2018).
 
Kota Cirebon menjadi kota pertama yang memulai program tersebut. Selanjutnya, kata Emil, program itu akan dibawa ke seluruh daerah lain se-Jabar selama lima tahun mendatang.
 
Terkait biaya, Emil menjanjikan akan melakukan penghitungan setiap tahun sesuai jumlah wilayah yang siap melaksanakannya. Kesiapan dimaksud berupa ketersediaan tenaga dokter di daerah bersangkutan.
 
"Dilihat jumlah dokternya, memadai atau tidak. Kalau dokter atau tenaga medisnya kurang, berarti harus ada program penambahan tenaga dulu," ujarnya.
 
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sendiri telah menyiapkan sedikitnya Rp200 miliar pada ABPD 2019 untuk menyempurnakan program ini. Selain dari pemprov, sebagian anggaran dialokasikan pula oleh pemerintah daerah bersangkutan, dalam hal ini Pemerintah Kota Cirebon.
 
Emil meyakinkan, Layad Rawat sebagai program pro aktif akan mengurangi antrian pasien di rumah sakit. Selain itu, biaya BPJS pun akan berkurang.
 
"Mudah-mudahan, indeks kesehatan warga Kota Cirebon akan naik jauh dan warganya bahagia karena Negara responsif," tandasnya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiharto menyebutkan, setelah menghubungi 119, dalam 15 menit petugas medis akan datang langsung ke rumah. Layanan kesehatan yang diberikan pun beragam, kecuali sakit ringan seperti batuk, pilek, diare, dan lainnya.
 
Layanan ini dilengkapi kesiagaan tiga unit mobil ambulance stand by, 22 mobil ambulance di setiap puskesmas, ambulance sepeda motor, dan puluhan operator yang siaga 24 jam. Di luar itu, setidaknya 1.391 masyarakat awam pun dilatih penanganan menit pertama ketika ada panggilan di layanan 119.
 
"Setelah itu, ambulance akan meluncur," kata Edy seusai peluncuran Layad Rawat.
 
Layanan tersebut, diakuinya, sama dengan Layad Rawat di Kota Bandung. Program ini diyakini akan memutus mata rantai layanan rumah sakit yang terkadang sulit diakses masyarakat tak mampu, terutama dalam hal kecepatan penanganan dan jangkauan jarak.
 
Edy mengingatkan, layanan kesehatan yang ditangani Layad Rawat berupa penyakit berat yang bersifat mendadak. Sementara, untuk penyakit ringan, seperti batuk atau pilek disarankan langsung menghubungi puskesmas terdekat.
 
"Program ini di antaranya menangani korban kecelakaan, penyakit jantung, stroke, orang tua yang sudah tak bisa jalan, dan lainnya. Nanti akan ada empat ktiteria penanganan, apakah yang bersangkutan perlu dirujuk, cukup dengan obat saja, cukup edukasi, atau cukup diobati di rumah," terang Edy.


Editor : inilahkoran