Sikap Kami: Novel dan Noven

SELAMAT Hari Bhayangkara. Meski jatuh tepat 1 Juli, tapi tahun ini upacara peringatan hari jadi korps kepolisian ini baru digelar pada Rabu (10/7).

Sikap Kami: Novel dan Noven
Peringatan Hari Bhayangkara di Bandung. (Bambang Prasethyo)

SELAMAT Hari Bhayangkara. Meski jatuh tepat 1 Juli, tapi tahun ini upacara peringatan hari jadi korps kepolisian ini baru digelar pada Rabu (10/7).

Kita berharap, polisi makin promoter: profesional, modern, dan terpercaya. Sambil berharap seperti itu, kita ingatkan juga korps baju cokelat untuk segera menyelesaikan kasus-kasus yang bisa menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat.

Kita ketahui, sejumlah kasus kriminal belum juga dituntaskan polisi. Salah satu yang ditunggu-tunggu masyarakat tentu kasus tindak kekerasan Novel Baswedan, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Atau, juga kasus pembunuhan siswi SMK di Bogor, Adriana Yubelia Noven Cahya.

Kalau mau diperpanjang, misalnya, juga termasuk menyelesaikan kasus dugaan makar sejumlah tokoh menjelang aksi damai 212 hampir tiga tahun yang lalu. Harus diperjelas. Kalau bukti kuat, maju. Kalau lemah, ya hentikan.

Kenapa perlu kita ingatkan seperti itu? Ya, agar kepercayaan masyarakat terhadap promoternya polisi juga bisa tetap terjaga. Jangan sampai ada pandangan yang mereduksi citra polisi, yang diakui atau tidak, misalnya cukup terasa menjelang pesta demokrasi lalu.

Kita paham, tak mudah menuntaskan kasus-kasus seperti itu. Banyak kendala yang dihadapi penyidik kepolisian. Dalam kasus Novel dan Noven, misalnya, polisi kesulitan menemukan saksi.

Tapi, bagi sebagian publik, polisi kita sudah dianggap jago-jago. Pengandaian mereka gampang, jika polisi mampu membongkar kasus terorisme yang terhitung pelik, masak tak bisa mengungkap kasus Novel dan Noven. Jika kasus extra ordinary bisa dibeberkan, semestinya kasus kriminal biasa seperti penyiraman air keras terhadap Novel atau pembunuhan Noven, setidaknya mengalami kemajuan.

Halaman :


Editor : Zulfirman