Tantangan FFI Hadirkan Sinema Berkualitas di Tengah Pandemi

Di tengah situasi pandemi yang tak menentu, para insan perfilman tetap berupaya melahirkan karya-karya terbaik.

Tantangan FFI Hadirkan Sinema Berkualitas di Tengah Pandemi
Ilustrasi (antara)

Dalam konferensi pers tersebut, Garin menjelaskan gambaran sistem penjurian FFI 2021.

Pada tahap pertama, film terdaftar yang telah dikurasi panitia akan disebar dan bisa diakses seluruh anggota asosiasi film Indonesia untuk dipilih tanpa perlu datang ke bioskop. Situasi pada tahap ini tidak memungkinkan untuk bertatap muka karena jumlah anggota asosiasi sangat banyak.

"Sehingga kenyamanan, keselamatan, keakuratan, akan dipecahkan lewat jalan komunikasi online yang telah disediakan oleh panitia FFI,” tutur sutradara film "Kucumbu Tubuh Indahku" itu.

Pada tahap kedua, penjurian akan diwakili setiap asosiasi film dengan total sekitar 40-45 orang. Jika kondisi memungkinkan, maka penjurian bisa diadakan secara tatap muka dengan menjalankan protokol kesehatan. Jika keadaan pandemi memburuk, maka panitia juga bersiap untuk menjalankan metode penjurian online.

“Untuk tahap ketiga dengan jumlah juri sekitar 15 orang, kami mengusahakan film-film nominasi diputar di gedung bioskop agar seluruh juri bisa menonton,” lanjut Garin.

Garin menyebutkan bahwa kesadaran arsitektur film di negara-negara maju selalu tumbuh dari dukungan asosiasi-asosiasi film sebagai tiang dari ekosistem perfilman. Berkaca dari hal tersebut, maka sistem penjurian akan melibatkan asosiasi-asosiasi film dalam tiga pertemuan yang berjenjang dan sangat terbuka.

"Komite FFI tahun ini membangun tiga hal penting dalam aspek penjuriannya, yaitu peran asosiasi profesi perfilman, keterlibatan aktif masyarakat, dan juga sistem dewan juri," katanya.


Editor : suroprapanca