Wall Street Anjlok Terseret Saham Johnson & Johnson dan GameStop

Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menutup sesi akhir pekan dengan penurunan mingguan terbesar sejak Oktober.

Wall Street Anjlok Terseret Saham Johnson & Johnson dan GameStop
Ilustrasi (antara)

“Gambaran keseluruhannya adalah bahwa jika ada berita buruk yang menunjukkan atau mengindikasikan bahwa mungkin ada periode hibernasi yang lebih lama bagi kita untuk berada di dalam ruangan dan tidak mengonsumsi atau berbelanja, itu cenderung membuat pasar mundur dan banyak orang duduk tidak aktif, terutama dengan berita itu,” kata Kepala Investasi Defiance ETF, Sylvia Jablonski, di New York.

“Lalu apa yang terjadi dengan (Gamestop) dan semua itu, orang sedikit takut untuk berdagang.”

Lonjakan volatilitas telah menyebabkan peningkatan volume yang sangat besar, dengan total lebih dari 20 miliar saham di masing-masing dari dua sesi terakhir di seluruh bursa AS untuk hari perdagangan paling aktif yang tercatat sejak 2014, menurut data Refinitiv.

Baca Juga : Saham Jerman Balik Melemah, Indeks DAX 30 Terpangkas 1,71 Persen

Volume di seluruh bursa AS pada Jumat (29/1/2021) adalah 17,13 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 15,26 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengatakan sedang memantau dengan cermat setiap potensi kesalahan, baik untuk pialang maupun pedagang-pedagang media sosial.

Pelaku pasar telah berspekulasi bahwa volatilitas yang disebabkan oleh tekanan jangka pendek telah menyebabkan favorit investor termasuk Apple Inc berada di bawah tekanan karena para hedge fund menjual untuk menutupi kerugian miliaran dolar.

Saham Apple jatuh 3,74 persen sementara Microsoft turun 2,92 persen.


Editor : suroprapanca