Kompleksitas KCJB Whoosh Dinilai Legislator Jabar Masih Jadi PR Bersama

Anggota DPRD Jabar Daddy Rohanady menilai, Kereta Cepat Jakarta Bandung atau KCJB Whoosh masih memiliki kompleksitas yang sejatinya menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama.

Kompleksitas KCJB Whoosh Dinilai Legislator Jabar Masih Jadi PR Bersama
Efisiensi waktu yang ditawarkan KCJB Whoosh diakui Daddy menjadi paradoks karena jarak tempuh dari stasiun atau transit oriented development (TOD) Halim, Jakarta Timur menuju pemberhentian terakhir yakni Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung memang memakan waktu sekitar 40-45 menit. (dok)

INILAHKORAN, Bandung - Anggota DPRD Jabar Daddy Rohanady menilai, Kereta Cepat Jakarta Bandung atau KCJB Whoosh masih memiliki kompleksitas yang sejatinya menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama.

Efisiensi waktu yang ditawarkan KCJB Whoosh diakui Daddy menjadi paradoks karena jarak tempuh dari stasiun atau transit oriented development (TOD) Halim, Jakarta Timur menuju pemberhentian terakhir yakni Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung memang memakan waktu sekitar 40-45 menit.

Namun, yang menjadi masalah kata Daddy yakni ketika pengguna KCJB Whoosh ingin melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan, misalnya ke pusat Kota Bandung. Padatnya lalu lintas dan belum sempurnanya feeder pendukung, pada akhirnya menguras waktu tempuh secara keseluruhan. Imbasnya, efisiensi yang menjadi kebanggaan seolah tidak berguna.

Baca Juga : Demokrat Optimistis Prabowo Kembali Menguasai Jabar

“Sebagai moda, KCJB Whoosh oke, 40 menit sampai. Tapi ini paradoks, karena misal penggunanya mau ke Gedung Sate contohnya. Itu makan waktu dari pemberhentian terakhir Tegalluar sampai ke tujuan, lebih dari satu jam. Ini yang menjadi PR bersama. Butuh penyelesaian di rute itu. Kendaraan pengurai, apapun itu namanya harus ada. Supaya orang ini nyaman datang ke Bandung,” ujar Daddy pada INILAHKORAN baru-baru ini.

Situasi ini sambung dia, harus segera diselesaikan bersama baik pemerintah pusat, provinsi juga kota/kabupaten. Bagaimana menyokong KCJB Whoosh agar betul-betul efektif dan bermanfaat, sesuai fungsinya. Pembangunan infrastruktur moda transportasi yang terintegrasi, mau tidak mau harus segera direalisasikan agar jangan sampai proyek nasional triliunan rupiah tersebut sia-sia.

Mengingat rute yang ada saat ini, dari Stasiun Tegalluar menuju Kota Bandung diakuinya jauh dari kata sempurna. Sehingga persoalan ini harus dapat siasati, supaya mobilitas Whoosh mampu beroperasi maksimal dan masyarakat berkeinginan untuk menggunakannya, bukan hanya sekedar mencoba.

Baca Juga : Dinkes Jabar Minta Masyarakat Terapkan Prokes, Antisipasi Penularan Cacar Monyet

“Rutenya sempit, dengan demikian laju kendaraan pun pasti lebih lambat. Opsi lain lewat tol, tetap saja sebelum memasuki kawasan itu. Jalurnya juga sempit. Hampir semua rute dari Tegalluar ke Kota Bandung macet. Tentunya ini menjadi PR baik bagi pemerintah Kota Bandung atau Provinsi Jawa Barat, bagaimana bisa melahirkan kebijakan yang dapat menyelesaikan persoalan tersebut. Lebih elok lagi jika pemerintah pusat turun tangan,” ucapnya.

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani