Kota Bandung Dikepung Banjir Cileuncang

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Arif Prasetya mengungkapkan bahwa banjir cileuncang? yang terjadi di beberapa titik pada Kamis (22/11) sore dikarenakan buruknya drainase atau saluran a

Kota Bandung Dikepung Banjir Cileuncang
INILAH, Bandung - Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Arif Prasetya mengungkapkan bahwa banjir cileuncang‎ yang terjadi di beberapa titik pada Kamis (22/11) sore dikarenakan buruknya drainase atau saluran air. Sehingga tak mampu menampung debit air tinggi ketika terjad hujan deras.
 
Oleh karenanya, Arif menyatakan DPU sudah  bersiaga menerjunkan tim respon cepat ketika hujan deras melanda. Tim ini terjun ke lapangan untuk mengurangi genangan ‎air yang diklaimnya sekitar 30 cm.
 
"Penyebab rata-rata tidak menampungnya drainase dan air meluap ke jalan. ‎Kita tunggu, kita coba membuang  dan di bawah 1 jam sudah surut, sudah tidak ada gangguan lalu lintas, lancar," kata Arif di Plaza Balai Kota, Jalan Wastukencana, Bandung, Kamis (22/11).
 
Seperti diketahui, hujan deras terus melanda Kota Bandung pada Kamis (22/11) siang hingga mengakibatkan terjadi banjir cileuncang‎ di banyak titik. Genangan air tersebut di antaranya mengalir deras di jalan raya dan ada juga yang masuk ke pemukiman warga.
 
‎"Memang hujan cukup deras, ada beberapa yang tergenang air menurut catatan kita Jalan Rumah Sakit sampai perempatan Gedebage, Ahmad Yani, Cikutra Barat, Laswi, Jalan Sukabumi, Pasar Induk Gedebage, lalu Ir Djuanda di daerah Darul Hikam, Ranca Cili, Kircon, Jalan Sabang, Cakranegara," bebernya.
 
‎Sebagai langkah untuk mengatasi persoalan banjir cileuncang tersebut, Arif menyatakan DPU secara perlahan akan terus berupaya agar bisa memperbesar saluran air. 
 
Menurutnya cukup sulit untuk bisa menghilangkan banjir di Kota Bandung, namun setidaknya hal itu bisa diminimalisir.
 
"Solusi memperbesar saluran bertahap. Kalau sampai menghilangkan banjir di Kota Bandung tidak bisa, tapi kita me-manage air agar tidak mengganggu masyarakat,"‎ jelasnya.
 
Arif menegaskan sejumlah titik tersebut sudah dipantau secara intensif untuk dilakukan ‎langkah antisipasi. Pengerjaannya, lanjut dia, bisa dibuatkan sodetan atau saluran penghubung.
 
"Sudah kita pantau itu untuk dikerjakan sodetan untuk saluran penghubung. Itu masih titik lama dan langganan," pungkasnya.


Editor : inilahkoran