Menyedihkan, Para Siswa SDN Bantargebang Sukabumi Sekolah Pakai Tenda

Kondisi ruang kelas yang rusak dan nyaris ambruk memaksa siswa-siswi SDN Bantargebang, Kabupaten Sukabumi terpaksa harus belajar dengan menggunakan tenda.

Menyedihkan, Para Siswa SDN Bantargebang Sukabumi Sekolah Pakai Tenda
Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengaku telah menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk segera menangani puluhan pelajar SDN Bantargebang yang melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tenda, karena ruang kelas rusak dan tidak layak digunakan. (Foto Antara)

Sebelumnya ramai diberitakan, puluhan pelajar kelas III dan VI SDN Bantargebang terpaksa harus belajar di tenda darurat, akibat dari ruang kelas yang rusak serta mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, sebab beberapa waktu lalu ada pelajar yang tertimpa asbes dari bangunan kelas yang rusak itu.

Sebagian siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bantargebang di Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, dalam beberapa bulan terakhir harus mengikuti kegiatan belajar mengajar di tenda darurat karena ruang kelas mereka rusak.

Menurut Kepala SDN Bantargebang Edi Suhaedi, ada sekitar 50 siswa kelas III dan VI yang harus belajar di tenda karena ruang kelas mereka rusak. "Sudah enam bulan belajar di tenda darurat ini," katanya.

Ia menyampaikan, ruang kelas III dan VI bagian dindingnya banyak yang retak, atap dan lantainya juga mengalami kerusakan. Oleh karena itu, dia mengatakan, setelah mendapat persetujuan dari orang tua murid pengelola sekolah memutuskan mendirikan tenda untuk ruang kelas darurat agar siswa bisa belajar dengan aman. "Kondisinya tentu jauh dari kata nyaman dan layak," katanya.

Edi menambahkan, kegiatan belajar mengajar di tenda darurat hanya dilaksanakan sampai pukul 10.00 WIB karena pada siang hari bagian dalam tenda panas dan berdebu sehingga siswa susah berkonsentrasi mengikuti pelajaran.

Edi mengatakan, pengelola sekolah sudah mengajukan permohonan perbaikan bangunan sekolah kepada pemerintah dan pemerintah berjanji memperbaiki ruang kelas yang rusak tahun 2024.***

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto