Sikap Kami: Pedulikah Kita pada Pak Tani?

POSO berdentum. Bukan oleh bom atau tembakan senjata pelaku teror yang bersembunyi di balik pegunungannya. Dentuman itu datang dari petani. Bunyinya menyayat hati: 3 ribu ton beras petani tertumpuk di gudang penggilingan. Tak terserap pasar.

Sikap Kami: Pedulikah Kita pada Pak Tani?

Sialnya, wacana ini justru terjadi ketika persoalan impor beras kita pada kesempatan terakhir, juga tak mulus-mulus amat. Sampai sekarang, masih banyak beras impor terakhir di Gudang Bulog yang sebagian di antaranya mengalami penurunan kualitas. Bahkan, kabarnya, untuk memusnahkan beras yang tak bisa dipakai lagi, membutuhkan anggaran tak sedikit.

Maka, alih-alih melanjutkan wacana impor pada saat sekarang, ada baiknya pemerintah melakukan hal lain. Misalnya, mempercepat penyerapan beras petani yang sekarang tersimpan di penggilingan, seperti di Poso itu.

Langkah tersebut, kita anggap, jauh lebih bermanfaat bagi semua pihak. Bagi pemerintah untuk mengamankan stok pangan, bagi petani agar harga berasnya tak anjlok hancur-hancuran.

Baca Juga : Sikap Kami: Universalitas Persib

Jika wacana impor terus dilanjutkan, apalagi diwujudkan dalam waktu dekat, maka bisa kita simpulkan itu bentuk tidak berpihaknya pemerintah kepada petani. Sekaligus, menguatkan desas-desus soal rente di balik impor bahan pangan. (*)
 

Halaman :


Editor : Zulfirman