Tetap Lindungi Keluarga di Tengah Pandemi Melanda

Potongan lirik lagu Keluarga Cemara itu masih terngiang-ngiang di kepala. Saat pandemi ini, makna lagu tema sinetron itu relatif relevan.

Tetap Lindungi Keluarga di Tengah Pandemi Melanda
Tetap Lindungi Keluarga di Tengah Pandemi Melanda

"Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga"

POTONGAN lirik lagu Keluarga Cemara yang dipopulerkan Novia Kolopaking pada era ‘90an itu masih terngiang-ngiang di kepala. Saat pandemi seperti ini, makna lagu tema sebuah tayangan sinetron itu relatif relevan.

Sebab, pada pandemi berkepanjangan ini siapa yang ingin salah seorang anggota keluarganya terpapar Covid-19?

Lantaran hal itu pula penulis sejak akhir 2019 berjuang sekuat tenaga agar keluarga kecil di rumah terlindungi sepenuhnya. Wajah istri dan dua bocah sejodoh selalu tertancap di benak saat menjalankan rutinitas sebagai jurnalis.

Karena itulah, saat menjalankan tugas di lapangan dan kantor redaksi penulis mencoba tak mengabaikan protokol kesehatan. Mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan, hingga sebisa mungkin menghindari kerumunan.

Bahkan, hingga sekarang penulis selalu mengganti pakaian ‘kerja’ saat pulang ke rumah di malam menjelang. Terkadang, si bungsu yang baru berusia lima tahun mengingatkan, “Pap, sudah cuci tangan belum?”

Halaman :


Editor : inilahkoran