Lindungi Ekosistem dan Populasi Badak Sumatera, USAID Apresiasi Komitmen KLHK dan YABI 

Menjelang akhir 2023, kabar gembira datang dari dunia konservasi Indonesia. Kementerian Lingkungan Hiudp dan Kehutanan (KLHK) dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) mendapat apresiasi dari USAID lantaran menjaga ekosistem dan populasi Badak Sumatera.

Lindungi Ekosistem dan Populasi Badak Sumatera, USAID Apresiasi Komitmen KLHK dan YABI 
Apresiasi dari USAID itu diterima KLHK dan YABI usai satu ekor anak Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) berjenis kelamin jantan yang diberi nama Indra lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Sabtu 25 November 2023. (istimewa)

“Kita bersyukur atas kelahiran yang kelima di SRS TNWK. Kelahiran ini juga merupakan kelahiran badak sumatera yang kedua pada tahun 2023. Hal ini semakin menegaskan komitmen Pemerintah Republik Indonesia dalam melakukan upaya konservasi badak di Indonesia khususnya. badak sumatera,” kata Menteri Siti.
 
Badak Delilah, seekor badak sumatera betina berusia 7 tahun, merupakan anak pertama yang berhasil melahirkan induk Delilah yang dikawinkan dengan badak Harapan. Ibu Delilah sendiri merupakan seekor badak yang lahir dari hasil kelahiran kedua Ratu Badak dan Badak Andalas di SRS TNWK pada tahun 2016.
 
Harapan jantan lahir dari pernikahan ketiga Emi dan Ipuh di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat pada tahun 2007. Badak Harapan mulai hidup di SRS TNWK pada tahun 2015. Harapan juga merupakan Badak Sumatera terakhir yang dipulangkan ke Indonesia, menandakan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi Badak Sumatera selain di Indonesia.

Badak Delilah melahirkan anak jantan di luar waktu perkiraan, yakni sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu (25/11), pada hari ke 460 kehamilannya, 10 hari lebih awal dari perkiraan kelahiran pukul 08.19 WIB.

“Badak Delilah ditemukan bersama anaknya di dalam hutan oleh penjaga satwa SRS TNWK,” jelas Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK.
 
Satyawan menambahkan, kondisi induk dan anak badak tersebut terpantau dengan baik. Anak badak tersebut kini dapat berdiri tegak dan berjalan. Tak lama setelah ditemukan ia sudah bisa menyusui dengan posisi berdiri. Saat ini induk dan pedet berada di kandang perawatan (boma) SRS TNWK, dengan bobot pedet 25 kg.

Baca Juga : Bupati Garut Setuju Naikkan TKD untuk Jaga Integritas ASN

“SRS TNWK yang dikelola Balai Besar Taman Nasional Way Kambas bersama Yayasan Badak Indonesia ini terletak di zona khusus Taman Nasional Way Kambas. Tujuan utamanya adalah menghasilkan anakan badak sumatera untuk menjaga kelangsungan hidup badak sumatera. spesies yang kini terancam punah.Anak badak sumatera ini merupakan hasil program penangkaran.Kedepannya di SRS TNWK bisa dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya, kata Satyawan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif YABI Jansen Manansang menambahkan, badak Delilah yang melahirkan anak pertamanya ini merupakan hasil proses perkawinan alami di SRS TNWK.

“Kedepannya, Yayasan Badak Indonesia terus berkomitmen untuk membantu dan mendukung penuh program dan upaya Pemerintah Republik Indonesia khususnya dalam upaya konservasi badak di Indonesia,” tegas Jansen.

Baca Juga : Bupati Pastikan Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur Tidak Tercatat

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018, Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satwa yang dilindungi di Indonesia. Dalam Daftar Merah IUCN, status konservasi badak sumatera saat ini adalah kritis (critically endangered/CR). Kelahiran kelima di SRS TNWK ini memberikan semangat bagi kita semua untuk terus berupaya semaksimal mungkin melestarikan Badak Sumatera.


Editor : Doni Ramdhani