Malam Takbiran yang Jauh dari Sunah Rasulullah

KAMI menyaksikan sepanjang jalan para pemuda bercampur pemudi melantukan takbiran. Namun ada musibah yang terjadi, lafazh takbiran tersebut malah diiringi dengan suara drum band. Takbiran saat ini memang bertambah aneh. Kalau mau dibilang amat jauh dari sunnah Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Karena takbiran yang mengagungkan Rabb mereka malah dicampur dengan maksiat.

Malam Takbiran yang Jauh dari Sunah Rasulullah
Ilustrasi/Net

Allah Taala berfirman,

"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih." (QS. Luqman: 6-7). Ibnu Jarir Ath Thabariy -rahimahullah- dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa para pakar tafsir berselisih pendapat apa yang dimaksud dengan "lahwal hadits" dalam ayat tersebut. Sebagian mereka mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah nyanyian dan mendengarkannya. Lalu setelah itu Ibnu Jarir menyebutkan beberapa perkataan ulama salaf mengenai tafsir ayat tersebut. Di antaranya adalah dari Abu Ash Shobaa Al Bakri rahimahullah-. Beliau mengatakan bahwa dia mendengar Ibnu Masud ditanya mengenai tafsir ayat tersebut, lantas beliau radhiyallahu anhu- berkata,

"Yang dimaksud (perkataan yang tidak berguna dalam ayat tersebut) adalah nyanyian, demi Dzat yang tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi selain Dia." Beliau menyebutkan makna tersebut sebanyak tiga kali. (Lihat Jamiul Bayan fii Tawilil Quran, Ibnu Jarir Ath Thobari, 20/127)

Baca Juga : Contoh Salat Berjemaah Sahabat Rasulullah

Demikian pula dikatakan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa di zaman saat ini terlah terbukti nyanyian yang haram dikemas sedekimian rupa sehingga takbiran yang berbau musik pun dianggap halal, begitu pula nasyid islami yang menggunakan alat musik dianggap sama halalnya. Bukhari membawakan dalam Bab "Siapa yang menghalalkan khomr dengan selain namanya" sebuah riwayat dari Abu Amir atau Abu Malik Al Asyari telah menceritakan bahwa dia tidak berdusta, lalu dia menyampaikan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

"Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik. Dan beberapa kelompok orang akan singgah di lereng gunung dengan binatang ternak mereka. Seorang yang fakir mendatangi mereka untuk suatu keperluan, lalu mereka berkata, Kembalilah kepada kami esok hari. Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka serta Allah mengubah sebagian mereka menjadi kera dan babi hingga hari kiamat." (Diriwayatkan oleh Bukhari secara muallaq dengan lafazh jazm/ tegas). Jika dikatakan menghalalkan musik, berarti musik itu haram. Hadits di atas dinilai shahih oleh banyak ulama, di antaranya adalah: Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Istiqomah (1/294) dan Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan (1/259). Penilaian senada disampaikan An Nawawi, Ibnu Rajab Al Hambali, Ibnu Hajar dan Asy Syaukani rahimahumullah-.

Kita pun bisa melihat kalam para ulama yang menjelaskan tentang haramnya nyanyian dan alat musik.

Fudhail bin Iyadh mengatakan, "Nyanyian adalah mantera-mantera zina." Adh Dhohak mengatakan, "Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah." Yazid bin Al Walid mengatakan, "Wahai anakku, hati-hatilah kalian dari mendengar nyanyian karena nyanyian itu hanya akan mengobarkan hawa nafsu, menurunkan harga diri, bahkan nyanyian itu bisa menggantikan minuman keras yang bisa membuatmu mabuk kepayang. Ketahuilah, nyanyian itu adalah pendorong seseorang untuk berbuat zina." (Lihat Talbis Iblis, 289)


Editor : Bsafaat