Sikap Kami: Heli Wagub Uu

SARAN kita kepada Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum, sebaiknya anggaran penyewaan helikopter itu tak usah dipakai. Biarkan jadi Silpa. Atau, lebih baik dialihkan.

Sikap Kami: Heli Wagub Uu

SARAN kita kepada Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum, sebaiknya anggaran penyewaan helikopter itu tak usah dipakai. Biarkan jadi Silpa. Atau, lebih baik dialihkan.

Angkanya tidak terlalu besar. Hanya Rp600 juta. Hanya seujung kuku dari APBD Jawa Barat yang Rp44,268 triliun. Tapi, meski kecil, dampak psikologisnya bisa besar. Dan, itu tidak baik untuk Uu. Juga untuk pemerintahan Jawa Barat secara keseluruhan.

Pertama adalah penggunaan helikopter masih dianggap sebagai barang supermewah bagi masyarakat kita, termasuk di Jawa Barat. Di Indonesia pun, rasanya konglomerat-konglomerat papan atas yang menggunakan untuk transportasinya.

Baca Juga : Sikap Kami: Ini Bukan Prank Kan?

Kurang elok rasanya jika di tengah penghidupan ekonomi masyarakat yang tengah terjepit pandemi, mereka menyaksikan pemimpinnya menggunakan alat transportasi supermewah bagi masyarakat biasa itu.

Mungkin saja, penggunaan heli tersebut akan mengefektifkan dan mengefisienkan perjalanan seorang wakil gubernur. Tapi, itu bisa membuat ada jarak yang dalam antara pemimpin dan yang dipimpin.

Jadi, biarkanlah itu menjadi Silpa saja. Atau, lakukan refocusing. Lagi pula, seberapalah luasnya Jawa Barat, masih sangat mungkin dicapai dengan transportasi darat. Dari barat ke timur, dari utara ke selatan. Rasanya takkan habis waktu perjalanan maksimal enam jam dari satu titik ke titik lain. Apalagi kalau dikawal voorijder.

Baca Juga : Sikap Kami: Menanti Srikandi Baru

Luas Jawa Barat hanya 35.378 km. Hanya seperlima Kalimantan Tengah, seperempat Kalimantan Barat atau Kalimantan Timur. Sepertiga Sumatera Selatan atau Riau. Masih mungkin ditempuh. Tak seperti di Kalimantan Tengah yang dari ujung barat ke timurnya bisa menghabiskan waktu tempuh hingga 24 jam.

Halaman :


Editor : Zulfirman