Sikap Kami: Teka-teki Emil

POLITIK itu dinamis. Dia bisa berubah-ubah, setiap saat. Sering menghadirkan kejutan. Jadi, kata orang, tak boleh baper.

Sikap Kami: Teka-teki Emil
Ridwan Kamil

Airlangga Hartarto? Elektabilitasnya nol koma. Terkonfirmasi dari survei Litbang Kompas baru saja. Zulkifli Hasan? Jauh di dasar elektabilitas. Mardiono? Siapa pula yang sudah kenal, apalagi memilihnya.

Koalisi itu, sebelumnya, juga sempat disebut sebagai kendaraan untuk Ganjar Pranowo. Tapi, Ganjar sejauh ini masih ‘PDIP pisan’. Itu terlihat dari keikhlasannya menerima sanksi peringatan lisan setelah keceplosan soal bersedia jadi capres.

Maka, sebenarnya, Emil yang kuning, sejatinya akan bermanfaat pada pihak-pihak yang berkepentingan. Dia bisa jadi alternatif. Bukankah elektabilitasnya hanya di bawah Ganjar, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan?

Kalau perlu, dilakukan secepatnya. Agar langkah-langkah lugas bisa dijalankan. Bersama-sama partai koalisi terus mendongkrak elektabilitas Emil. Elektabilitas yang rasanya mustahil bisa didapatkan Airlangga, Zulhas, apalagi Mardiono.

Hanya saja, kembali pada idiom politik, dia dinamis. Selalu berubah. Tapi, no pain no gain. Sesuatu punya risiko. Termasuk pilihan politik. Bagaimana bisa menang banyak jika Emil, si Kuning, dan KIB, tak berani mengambil risiko itu? (*)

Halaman :


Editor : Zulfirman