Sikap Kami: Tuan Kalian Bukan Investor

Kita membutuhkan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Tapi, itu semua harus dilakukan dalam tataran yang berkeadilan. Tak ada yang tersakiti karena itu

Sikap Kami: Tuan Kalian Bukan Investor
Aksi demo berakhir kericuhan di Kabupaten Pohuwato (Foto Antara)

TAK ada yang membenarkan perbuatan membakar Kantor Bupati dan Kantor DPRD Pohuwato. Tindakan kriminal semacam itu harus ditindak tegas. Tapi, peristiwa ini, sepatutnya juga menjadi pelajaran berharga bagi pengurus negeri ini: tuan kalian adalah rakyat, bukan investor.

Peristiwa itu terjadi karena luapan emosi yang tak terkendali. Hanya saja, dia tak berdiri sendiri. Ada hal-hal yang jadi pemicu. Salah satunya adalah, setidaknya begitu ditulis media, persoalan ganti rugi lahan pertambangan.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Kita menduga karena pemerintah terlalu mendewakan investasi. Dugaan ini selaras dengan pernyataan-pernyataan pemerintah yang selama ini cenderung membela investor. Ancaman-ancaman melalui frasa buldozer atau piting, menggambarkan betapa pemerintah patut diduga tidak berkeadilan dalam memotret kepentingan rakyat dan investor.

Ini juga yang kita lihat terjadi di daerah-daerah lain, termasuk yang sebelumnya terjadi di Pulau Rempang, Kepulauan Riau. Tak satu dua pejabat negara datang ke sana untuk “membujuk” masyarakat tapi cenderung kurang mendengarkan aspirasi warga. Warga boleh curhat, tapi pemerintah keukeuh dengan apa yang sudah mereka putuskan.

Ini tidak baik dalam hal pengelolaan negara. Semestinya, pemerintah mendahulukan kepentingan warganya ketimbang investor. Setidaknya menyeimbangkan. Tak perlu juga pemerintah mencari-cari kambing hitam dengan menuding adanya provokator. Sebab, yang diinginkan warga, sederhana saja: haknya.

Kita, sekali lagi, tidak membela aksi brutal peserta aksi demonstrasi di Pohuwatu itu. Juga aksi-aksi yang berujung kekerasan dan kebrutalan yang terjadi di tempat lain. Kita mengutuk pengrusakan dan pembakaran fasilitas-fasilitas pemerintah yang dibangun dengan keringat rakyat itu.

Tapi, sekali lagi, kita hanya mengingatkan kepada pemerintah, untuk mengubah cara pandang, pendekatan, dan strategi dalam memandang investasi. Kita membutuhkan investasi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Tapi, itu semua harus dilakukan dalam tataran yang berkeadilan. Tak ada yang tersakiti karena itu.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto