Syahadat, Sepasang Kalimat Romantis

Langit Jogja belum cukup gelap. Mendung belum juga memenuhi langit. Namun semua terasa sejuk. Para malaikat menurunan sayapnya. Memayungi Sekumpulan orang-orang yang Allah tautkan hatinya kepada ilmu. Masjid Nurul Asri masih seperti biasa, penuh sesak hingga meluap-luap. Banyak jamaah yang tidak kebagian tempat duduk di dalam masjid.

Syahadat, Sepasang Kalimat Romantis

Semua terdiam, beberapa ikut meneteskan air mata saat kalimat romantis itu diikrarkan. Ya, syahadat memang luar biasa. Kalimat ini bukan sekedar kalimat biasa yang bisa diucapkan siapa saja. Syahadat membuat apa-apa yang dulunya boleh menjadi haram dan terlarang. Membuat yang dulunya tidak boleh menjadi kewajiban yang harus dilakukan. Membalik apa-apa yang bernilai biasa, menjadi bernilai ibadah.

Memang ini mungkin tidak seheroik kisah Abu Thalhah saat memberikan mahar keimanan kepada ummu Sulaim, namun kapan pun dan oleh siapa pun syahadat itu diikrarkan, ini menjadi kalimat paling romantis dari seorang manusia yang kembali datang menghamba kepada Tuhannya.

Semoga setelah ini akan ikrar-ikrar selanjutnya hingga terus bertambah dan bertumbuh jiwa-jiwa yang mendekat kepada Rabb-nya.[ ]

Baca Juga : Lebih Indah Jika Kita Tak Mengetahuinya

Sumber Fimadani

Halaman :


Editor : Bsafaat