BPBD: 83 Bencana Terjadi di Jawa Barat Selama 13 Hari

Selama kurun waktu 1 hingga 13 November 2018, terjadi 83 bencana banjir dan longsor di Jawa Barat. Itu terbagi dari 23 kali banjir dan 60 kali longsor.

BPBD: 83 Bencana Terjadi di Jawa Barat Selama 13 Hari

 

 

INILAH, Bandung-Selama kurun waktu 1 hingga 13 November 2018, terjadi 83 bencana banjir dan longsor di Jawa Barat. Itu terbagi dari 23 kali banjir dan 60 kali longsor.Hal tersebut dipaparkan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Dicky Saromi pada kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (14/11/2018).

Pihaknya mencatat enam orang meninggal dunia. Di antaranya terjadi di Kabupaten Tasikmalaya. Sementara satu warga lainnya hilang di Pangandaran.

"Untuk yang hilang ini, kami masih melakukan pencarian," ujar Dicky.

Menurut dia, sejauh ini terdata 2.243 kepala keluaga (kk) atau 7.099 jiwa pengunsi di Jabar. Itu dihimpun dari tiga kabupaten yang terkena imbas banjir, yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran.

"Untuk Kabupaten Bandung, Bojongsoang,  Dayeuh Kolot, Baleendah sampai saat ini yang sudah mengungsi kk-nya itu kisaran 120-an kk. Untuk di Tasik paling besar di Culamega 520 kk/1130 jiwa," paparnya.

Umumnya, kata dia, para pengungsi tidak ditempatkan di tenda, mengingat tidak semua daerah tergenang air. "Ada di tempay seperti masjid atau gedung yang cukup aman untuk pengungsian," ucapnya.

Dia sampaikan, faktor penyebab bencana ini ada pada tata lingkungan, tata kelola hutan, tata kelola air, tata bangunan dan tata ruang. Akibatnya, terjadi banjir dan longsor.

"Tugas BPBD ada dihilir, seperti evakuasi pengungsian pertolongan medis, logistik, itu sesuatu yang sudah standar. Termasuk juga bagaimana mendiseminasikan dan lain sebagainya," jelas Dicky.

Tambah dia, semua pihak harus berkolaborasi untuk melakukan pengendalian bencana ini. Karena itu, lanjut Dicky, penanganan struktural dan non struktural sama-sama penting.

Untuk struktural, pihaknya berharap kolam retensi semakin banyak, begitu puka tanggul atau tebing yang berpotensi longsor kudu segera dibenahi. "Hutannya kembali diperbaiki.  Nonstrukturalnya dengan edukasi simulasi dan pertolongan jika terjadi bencana sewaktu-waktu," katanya.

 

 


Editor : inilahkoran