Emil Bertekad Jabar Tak Harus Impor Pangan

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan merembukkan setiap kepala daerah guna mewujudkan revolusi ketahanan pangan, pada Januari 2019 nanti. Hal tersebut diharapkan bisa menghimpun data base tentang

Emil Bertekad Jabar Tak Harus Impor Pangan

INILAH, Bandung-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan merembukkan setiap kepala daerah guna mewujudkan revolusi ketahanan pangan, pada Januari 2019 nanti. Hal tersebut diharapkan bisa menghimpun data base tentang permasalahan dan potensi di setiap daerah.

Emil -sapaan karib Ridwan Kamil- ingin memastikan Jawa Barat mandiri tanpa harus mengimpor komoditi pangan dari tempat lain.

"Jawa Barat harus mandiri dari mulai daging dari mulai ketahanan pangannya untuk 50-an juta masyarakat," ujar Emil usai Membuka Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat, Senin (17/12/2018).

Dia mengaku optimis mampu merealisasikan Jabar yang mandiri dari sektor ketahanan pangan. Mengingat, masih banyaknya lahan-lahan yang bisa dimanfaatkan juga dioptimalkan fungsinya.

Hanya saja, mengenai data base masih perlu disinkronkan dari setiap kabupaten/kota. Emil meminta,  setiap kepala daerah melaporkan data tersebut di awal bulan 2019 ini.

"Jadi data kami tunggu di bulan Januari dari seluruh daerah untuk mengetahui daerah itu bisa enggak untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri," paparnya.

Dengan adanya data base tersebut, maka pihaknya bisa membaca potensi setiap daerah. "Kalau dia harus impor, dari kota mana, dari provinsi mana atau bahkan dari negara mana," katanya.

Setelah pihaknya mendapat laporan, maka akan diketahui pontensi komoditi di setiap daerah. Misalnya saja, Kabupaten Indramayu fokus memproduksi beras.

"Yang daging sapi di kabupaten mana, yang urusan telur kita di kabupaten mana. Sehingga kebutuhan Jawa Barat bisa disuplai oleh potensi di Jabar sendiri," paparnya.

Lantaran belum memiliki data base, maka pihaknya belum bisa memastikan anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkan revolusi pangan ini. Karena itu, dia juga meminta setiap kepala daerah menyampaikan kebutuhan anggaran pada Januari nanti.

"Data basenya kan ga tau, problem statmen ini nanti berujung pada berapa jumlah gudang supaya bisa mengendalikan harga," katanya.

Lebih lanjut, Emil berharap, para petani dan peternak bisa menerapkan sistem digital. Khususnya dalam memasarkan setiap produk. Jadi, nanti petani bisa menjual produknya atau membeli kebutuhan pertaniananya secara on line.

"Go digital para petani diharapkan bisa dalam 5 tahun. Ini penting," katanya.

Disinggung tentang kekhawatiran program go digital ditengah keberadaan tengkulak, Emil mengatakan, hal tersebut adalah dinamika yang selalu ada.

"Tapi buktinya yang lele Indramayu tolong cek, dia jualannya digital dan enggak ada masalah," pungkasnya.


Editor : inilahkoran