Heboh Kemunculan Fenomena Teknologi Kecerdasan Buatan AI ChatGPT

Munculnya teknologi kecerdasan buatan artificial intelligence (AI) ChatGPT menjadikan banyak kalangan ketar-ketir. Kendati begitu, tak sedikit dari kalangan industri yang memandang kemunculan AI ChatGPT sebagai tantangan sekaligus peluang.

Heboh Kemunculan Fenomena Teknologi Kecerdasan Buatan AI ChatGPT
Heboh Kemunculan Fenomena Teknologi Kecerdasan Buatan AI ChatGPT (Ilustrasi Foto Antara)

Kenyataan ini yang membuat pekerja media, penulis, pencipta lagu, serta para seniman merasa terancam.

Para profesional yang merasa insecure karena makin pintarnya AI, cukup membangun keyakinan bahwa teknologi adalah buatan manusia yang tidak akan melampaui kecanggihan pembuatnya. 

Adapun manusia adalah ciptaan Tuhan yang sudah dilengkapi dengan software (hati-otak- jiwa) paling canggih dibanding makhluk lain, apalagi teknologi yang “hanya” buatan manusia dan baru memiliki 'otak'.

Baca Juga : bank bjb Raih Penghargaan Sebagai Bank Peduli Perekonomian Masyarakat Desa di Indonesia

Kendati demikian, jangan hanya berpangku tangan dengan bermodal keyakinan tersebut. Bila para pekerja dan profesional berdiam diri dalam kapasitas dan kompetensi yang tidak berkembang, sudah barang tentu bakal tergilas oleh zaman dengan teknologi yang menyertainya.

SDM baru akan aman ketika mereka terus melakukan updating dan upgrading kemampuan dan keahlian sehingga menguasai teknologi yang terus berkembang melesat cepat.

Teknologi AI yang juga merambah ke sektor dunia hiburan, tak urung menjadi perhatian bagi Airil Nur Abadiansyah. 

Musikus yang tergabung dalam grup Efek Rumah Kaca dan Pandai Besi ini berpandangan, bagaimanapun canggihnya AI, sejauh ini belum mampu menghasilkan karya yang sadar nilai. "Teknologi AI tidak memiliki jiwa dan rasa, hal itu berkebalikan dengan manusia," Airil berkeyakinan.


Editor : Ghiok Riswoto