Melihat Dengan Duka Mendalam, Korban Gagal Ginjal dan Korban Kanjuruhan

BUKAN ingin membanding-bandingkan jumlah korban. Satu kematian saja, sesungguhnya sudah terlalu banyak. Nyawa tak bisa dipertukarkan dengan apa pun.

Melihat Dengan Duka Mendalam,  Korban Gagal Ginjal dan Korban Kanjuruhan

Betul PSSI harus bertanggung jawab. Betul harus ada perubahan dan perbaikan di PSSI. Tapi  semua harus melalui proses yang benar. Sekarang FIFA sudah merespon surat PSSI untuk KLB, malah dimajukan dari 18 Maret ke 6 Februari 2023.

“Saya terkejut atas FIFA yang melanggar statunya sendiri .Surat FIFA dikirim dari Paris dan ditandatangani bukan oleh Sekjen FIFA. Keputusan yang sepenting ini disetujui hanya oleh seorang Ketua Nasional Asosiasi. Sungguh aneh, sungguh di luar kelaziman,” kata Dali Tahir, satu-satunya orang Indonesia yang pernah menjadi anggota Komite Etik FIFA.

Lalu, siapa yang sesungguhnya yang sedang mendompleng dan mencari keuntungan untuk diri sendiri dan atau untuk kelompok?  Pekik yang mereka keluarkan, serta perjuangan yang sedang mereka mainkan, seolah upaya murni. Anehnya oknum-oknum yang seperti ini punya pengikut luar biasa fanatiknya.

Nah, di bawah ini saya kutip alinea 1 dan 2 dari berita koran Kompas tentang penyebab kematian di Kanjuruhan

JAKARTA, KOMPAS — Tim Investigasi harian Kompas mendapatkan dua dokumen hasil pengujian laboratorium atas sampel gas air mata yang ditembakkan polisi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, seusai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di ajang BRI Liga 1 Indonesia, Sabtu (1/10/2022). Hasil uji di dua laboratorium ini mengungkap, selain senyawa CS gas yang menjadi komponen utama gas air mata, setidaknya ada empat senyawa lain yang ditemukan.

Hasil uji laboratorium salah satu perguruan tinggi negeri di Jatim menemukan, komponen utama gas air mata adalah O-chlorobenzylidene malononitrile sebanyak 49,6 persen. Senyawa ini dikenal dengan sebutan CS gas. Namun, ada empat komponen ikutan hasil penguraian CS gas yang ditemukan, yakni 2-chlorobenzaldehyde (36,5 persen), 0-chloropropylbenzene (11,6 persen), benzene (1,2 persen), dan benzyl dichloride (1,1%).

Masih belum jelaskah penyebab tragedi Kanjuruhan? Masih belum percayakah dengan hasil labolatorium yang dimuat Kompas dan media-media lainnya?


Editor : Zulfirman