Oktober Ini, Kota Bandung Terapkan Inovasi Wolbachia untuk Cegah DBD
Kasus DBD di Kota Bandung menurun. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes), selama 2022 terdapat 5.205 kasus DBD di Kota Bandung. Jika dibandingkan dari Januari-Juli 2023, kasus DBD turun menjadi 1.281 kasus.
"Di skema ini, nyamuk Aedes aegypti akan tetap ada untuk keseimbangan ekologis. Tapi dia sekarang sudah mengandung bakteri wolbachia supaya bisa menghentikan penyebaran virus dengue," ucapnya.
Kota pertama yang mengimplementasikan inovasi ini adalah Yogyakarta. Dari penelitian dan implementasi wolbachia di Jogjakarta, kasus DBD bisa turun sampai 70 persen.
Sedangkan, Kota Bandung termasuk daerah endemis DBD dan kasusnya juga cukup tinggi. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan mengeluarkan keputusan, jika Kota Bandung merupakan 1 dari 5 kota pilot project untuk implementasi penanggulangan DBD dengan berbasis teknologi wolbachia.
Baca Juga : Ditangkap Usai Bobol Minimarket, Jimy Mengaku Buat Buat Modal Judi Online
Meski begitu, Ira mengaku, implementasi wolbachia ini bukan berarti menggantikan seluruh upaya pencegahan DBD yang ada. Langkah-langkah sebelumnya akan tetap dijalankan, seperti 3M (menguras, menutup, dan mengubur), fogging sesuai indikasi, dan Gerakan Satu Rumah Satu Juru Jumantik.
"Ini sebagai komplementer karena dengan upaya yang selama ini kita lakukan saja kasus DBD masih belum tuntas hilang. Sedangkan inovasi wolbachia ini sudah terbukti di Yogyakarta," ujar dia.
Ira mengungkapkan, tantangan implementasi inovasi ini pada saat awal adalah lokasi penempatan ember telur nyamuk. Sebab di lokasi tersebut pasti akan jadi banyak nyamuk.
Baca Juga : Dishub Lanjut Pembongkaran Puluhan Halte di Kota BandungĀ
Jika masyarakat merasa terganggu, Ira mengatakan, tidak apa-apa untuk membunuh nyamuk yang ada di sekitar dengan ditepuk, pakai raket nyamuk, atau obat serangga. Asalkan telur-telur nyamuk yang di ember jangan dibuang hingga menetas.
Halaman :