Penumpukan Kendaraan Diprediksi Bakal Terjadi di Lembang, Jalur Alternatif Kini Jadi Jalur Utama

Jelang malam pergantian Tahun Baru 2024, kawasan wisata Lembang diprediksi bakal dipadati para wisatawan dari luar daerah dengan menggunakan. Alhasil, penumpukan kendaraan di jalur utama pun terjadi.

Penumpukan Kendaraan Diprediksi Bakal Terjadi di Lembang, Jalur Alternatif Kini Jadi Jalur Utama
Berdasarkan informasi dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung Barat (KBB) ada sejumlah jalur alternatif yang bisa dilalui wisatawan saat hendak menuju Lembang untuk menghindari adanya penumpukan kendaraan. (agus satia negara)

Menurutnya, bagi wisatawan yang sudah sering atau pernah ke Lembang akan memilih jalur alternatif jika terjadi kemacetan di jalur utama. 

"Hanya saja, kini di jalur alternatif juga kerap mengalami kemacetan," ucapnya.

Saat ditanya jumlah personel yang diterjunkan untuk pengamanan libur Tahun Baru 2024, Fauzan mengatakan, sama dengan libur Natal 2023. Namun, yang membedakan kali ini pihaknya bakal terjunkan patroli keliling di Lembang dan Padalarang.

Baca Juga : Begini Rencana Polisi Urai Kemacetan di Kota Bandung Saat Malam Pergantian Tahun

Selain itu, pihaknya juga menempatkan puluhan personel,  Dishub KBB juga mengawasi pergerakan lalu lintas melalui Automatic Traffic Control System (ATCS). 

"Pantauan lalu lintas tersebut berasal dari 129 kamera CCTV yang terpasang di 50 titik persimpangan dan ruas jalan arteri. Dengan ATCS kita  bisa dengan cepat menerjunkan personel ke lokasi yang tengah mengalami kemacetan," paparnya.

Menurutnya, pada  libur Tahun Baru  pergerakan masyarakat tidak hanya dinamis tapi juga statis. Oleh karena itu, pihaknya juga memantau titik-titik statis yang menjadi tempat orang berkerumun terutama menjelang malam pergantian tahun.

Baca Juga : Jelang Tahun Baru, Kelompok Bermotor Yang Berulah Dibekuk Polisi

"Di Padalarang salah satu yang kami pantau sekitaran Kota Baru Parahyangan. Untuk jalan yang ditutup selama malam pergantian, di Bandung Barat tidak ada," pungkasnya. (agus satia negara)


Editor : Doni Ramdhani