Petunjuk untuk Melamar Calon Istri

KHITBAH/meminang/melamar adalah pengantar atau wasilah menuju jenjang pernikahan. Yakni pengutaraan maksud dari seorang laki laki yang ingin menikahi seorang wanita.

Petunjuk untuk Melamar Calon Istri
Ilustrasi/Net

Berdasar beberapa penjelasan di atas, mengetahui seluk beluk wanita yang akan dinikahinya menjadi suatu kemestian bagi seorang lelaki yang akan menikah, agar di kemudian hari tidak ada penyesalan. Yang pertama harus dilihat adalah agama dan akhlaknya, setelah itu faktor lain yang memperkuat keharmonisan dalam hidup berumah tangga, diantaranya adalah masalah kesehatan fisiknya adakah penyakit yang berbahaya, atau penyakit keturunan yang berpotensi merusak keharmonisan rumah tangga. Atau penyakit mandul, atau juga penyakit menular dari keluarganya. Hal hal semacam ini bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk dipilih atau tidaknya seorang wanita.

Jika Anda merasa bahwa penyakit yang diderita oleh keluarga adalah penyakit yang kira kira akan berpengaruh dan berkaitan secara langsung kepada anda, misal penyakit keturunan, atau penyakit menular, maka akan lebih bijaksana jika Anda berterus-terang menyampaikan yang ada, agar tidak ada penyesalan di belakang hari pada diri "suami" sesudah menikah. Setelah Anda jelaskan dan berterus terang, selanjutnya, Anda bertawakal kepada Allah, apakah calon Anda akan melanjutkan ke jenjang pernikahan, atau membatalkan, kita serahkan semua urusannya kepada Allah.

Akan tetapi, jika penyakit yang ada pada saudara Anda tidak berpengaruh dan berkaitan dengan anda, maka sebenarnya tidak perlu menjadi hal yang terlalu dikhawatirkan oleh calon anda, dan jika dia tidak menanyakan, maka Anda tidak perlu menjelaskan kepadanya. Tidak semua hal harus diceritakan/diinformasikan, jika hal tersebut tidak berpengaruh secara langsung.

Baca Juga : Ini Posisi Makan yang Paling Afdal Sesuai Sunah Nabi

Penulis khitab fiqih wanita, Syekh Ibrahim Muhammad Djamal, berpendapat bahwa penyakit wanita yang bisa membatalkan pernikahan antara lain: gila, lepra, sopak, dan lubang vagina yang tertutup atau terdapat tulang yang menghalangi persetubuhan.

Maka kalau calon Anda tidak menanyakan, maka Anda tidak perlu menjelaskan, dan dengan demikian Anda insya Allah tidak berdosa, karena tidak berdusta. Kecuali jika dia bertanya, dan Anda menjelaskan tidak seperti realitasnya, maka berarti Anda berbohong, yang berarti berdosa, dan hal ini akan membawa akibat yang tidak baik.

"Abdullah ibnu Masud berkata bahwa Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya benar (jujur) itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga, dan seseorang itu berlaku benar sehingga tercatat di sisi Allah sebagai seorang yang siddiq (yang sangat jujur dan benar). Dan dusta menuntun kepada curang, dan curang itu menuntun ke dalam neraka. Dan seorang yang dusta sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta."

(Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dalam kitab "Tatakrama" bab: firman Allah Taala: Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan jadilah kamu semua bersama orang-orang yang benar).


Editor : Bsafaat