Purwakarta Siaga Bencana Longsor

Intensitas hujan di Kabupaten Purwakarta mulai menunjukan peningkatan. Imbasnya, sebagian wilayah dihantui peristiwa bencana alam, salah satunya pergerakan tanah.

Purwakarta Siaga Bencana Longsor
INILAH, Purwakarta – Intensitas hujan di Kabupaten Purwakarta mulai menunjukan peningkatan. Imbasnya, sebagian wilayah dihantui peristiwa bencana alam, salah satunya pergerakan tanah.
 
Seperti saat ini, sudah ada wilayah yang mengalami bencana tanah longsor di Kampung Krajan, Desa Salam Jaya, Kecamatan Pondoksalam. Di wilayah itu, ada tiga rumah yang tergerus tanah longsor. Bahkan menimbulkan empat korban jiwa.
 
Menurut Kepala Dinas Pemadan Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar-PB) Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono, bencana alam terjadi akibat pergerakan tanah.  Apalagi jika menilik kontur tanah di beberapa wilayah di Purwakarta yang terdiri dari tanah lempung sehingga berpotensi longsor.
 
"Hampir seluruh wilayah di 17 kecamatan berpotensi terjadi pergerakan tanah. Saat ini kami tingkatkan statusnya menjadi siaga," ujar Wahyu kepada INILAH, Kamis (29/11/2018).
 
Dia menuturkan, wilayah rawan longsor berada di daerah perbukitan yang kontur tanahnya jenis lempung. Saat diguyur hujan, tanah tersebut bisa menjadi medan luncur. Di Purwakarta terdapat tiga jenis zona gerakan tanah, yakni Zona Biru (kerentanan gerakan tanah rendah), Zona Kuning (kerentanan gerakan tanah sedang), serta Zona Merah (kerentanan gerakan tanah tinggi). 
 
"Dari semua wilayah ini, yang diwaspadai adalah zona merah dan kuning. Untuk wilayah zona merah hampir merata di seluruh kecamatan," jelasnya.
 
Dia menambahkan, sebagai antisipasi bencana, pihaknya telah menguatkan koordinasi dari tingkat RT sampai bupati. Bila terjadi bencana, pihaknya sudah menyiapkan logistik, Tim SAR, serta Tagana. Pihaknya akan bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk bahu membahu mengatasi masalah secara bersama. 
 
Sementara itu, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika meminta kepala pemerintahan tingkat bawah untuk lebih tanggap bencana. Mengingat wilayahnya merupakan salah satu daerah di Jabar yang rawan bencana alam.
 
"Sebagai bagian dari antisipasi, para kades/lurah dan camat ini diminta untuk tanggap bencana. Apalagi, saat ini telah memasuki pergantian musim (kemarau ke hujan)," ujarnya.
 
Anne menjelaskan, di wilayah kerjanya ada tiga bencana alam yang paling diantisipasi yaitu tanah longsor, puting beliung, dan banjir. Untuk itu, memasuki musim penghujan ini harus ada antisipasi sejak dini supaya bisa meminimalisasi dampak bencana alam tersebut.
 
"Semua kades/lurah dan camat, harus siaga bencana di wilayah masing-masing," tegas dia.
 
Anne mengatakan, untuk bencana banjir sebenarnya nyaris tidak ada wilayah yang rawan di daerahnya. Kalau pun ada, adalah banjir cileuncang yang diakibatkan drainase tersumbat sampah. Sedangkan untuk wilayah yang rawan longsor, beberapa kecamatan yang paling diantisipasi, terutama wilayah Selatan atau daerah pegunungan. Misalnya Kecamatan Pondoksalam, Bojong, Darangdan, dan Wanayasa. Hal itu merujuk pada peristiwa yang kerap terjadi di wilayah-wilayah tersebut.
 


Editor : inilahkoran