Selamatkan Kertajati

Sebuah gagasan yang tentu harus didukung oleh semua pihak agar Kertajati yang telah dinanti puluhan tahun lamanya dapat dinikmati manfaatnya bukan hanya sekadar kebanggaan hampa

Selamatkan Kertajati
Bandara Kertajati

GEGAP Gempita pada Kamis, 24 Mei 2018 perlahan-lahan sirna dari tanah sunda atau Jawa Barat. Padahal tanggal tersebut sejatinya menjadi tanggal penting, sekaligus kebanggaan warga Jawa Barat, setelah 15 tahun lamanya menanti kehadiran bandara berlabel internasional yakni Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati.

Ya, 15 tahun tentu saja bukan waktu sebentar. Ketika akhirnya Bandara Kertajati yang digagas pertama kali oleh Gubernur Jabar Danny Setiawan dan dilanjutkan perjuangannya oleh Gubernur Ahmad Heryawan hingga akhirnya diresmikan pada 24 Mei 2018 lalu.

Begitu banyak cerita bahagia terkait Bandara Kertajati mulai dari impian warga Jawa Barat, dicanangkan sejumlah tokoh asal daerah sendiri, disebut-sebut akan lebih besar dari India, satu-satunya bandara yang dikelola BUMN dan BUMD serta sejumlah keistimewaan lainnya.

Harapan itupun kemudian semakin berkembang dengan berbagai keinginan seperti memfungsikan sebagai bandara embarkasi haji sekaligus penopang utama Bandara Soekarno Hatta.

Namun perlahan-lahan harapan itupun mulai sirna. BIJB atau Bandara Kertajati yang sudah dibangun dengan energi penuh serta anggaran yang tidak sedikit serta simbol kebanggaan rakyat Jawa Barat ternyata tidak berjalan sesuai rencana.

Berbagai konsep yang telah disiapkan pun seakan menjadi sia-sia, hingga pada akhirnya Bandara Kertajati tak ubahnya bangunan tak berpenghuni di sebuah kota mati. Dalam tataran konsep tentu saja BIJB pada dasarnya sangat strategis. 

Berada di tengah-tengah wilayah yang notabenenya dekat dengan Jawa Tengah serta DKI Jakarta, seharusnya BIJB mampu dijalankan sesuai rencana awal. Namun, keputusan terburu-buru meresmikan menjadi satu pemicu yang sebenarnya patut menjadi evaluasi bersama. Karena kenyataannya, akses menjadi salah satu pemicu tidak berjalan optimalnya BIJB

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto