Sikap Kami: Menantang Wahyu

DUNIA pendidikan kita sedang tidak baik-baik saja. Tragedi-tragedi pelajar yang berujung melayangnya nyawa, adalah pelajaran yang wajib direnungkan secara mendalam.

Sikap Kami: Menantang Wahyu
Kapolresta Bogor Kota, Kombes Bismo Teguh Prakoso merilis penangkapan dua tersangka pelaku pembacokan yang menewaskan pelajar SMK Bina Bangsa, Arya Saputra.

Kita pahami, dalam usia tumbuh kembang seusia remaja sekolahan, sifat ingin menonjol itu adalah keniscayaan. Yang menonjol ya yang begitu-giru. Sangat jarang yang berbudi pekerti luhur menonjol, apalagi jadi figur teladan.

Rasanya itulah yang patut lebih dikembangkan di Jawa Barat. Menciptakan pelajar yang kualitas akademisnya setara dengan kualitas moral. Pelajar yang cageur, bageur, bener, pinter. Pelajar yang memiliki sifat silih asah, silih asih, silih asih.

Maka, yang perlu dilakukan adalah penguatan pendidikan karakter, jika kita alergi menggunakan Pendidikan Moral Pancasila. Pendidikan tentang budi, tentang pekerti, tentang kultur budaya lokal, dan sejenisnya.

Ini perlu kita lakukan mengingat tantangan yang dihadapi pelajar sekarang jauh lebih berat ketimbang dekade di bawah 2000-an. Sekarang, tantangan yang dihadapi bukan hanya sekadar lingkungan yang sebagiannya buruk, tapi juga pengaruh internet, media sosial, dan ruang-ruang maya yang sulit dikontrol. Alat kontrolnya sejatinya cuma satu: karakter yang kuat, budi pekerti yang luhur.

Inilah tantangan bagi dunia pendidikan di Jawa Barat. Inilah ujian bagi Wahyu Mijaya, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat yang baru. (*)

Halaman :


Editor : Zulfirman