Sikap Kami: Menanti Gurita bank bjb

KALAU tak ada aral melintang, hari ini Yuddy Renaldi terbang ke Bengkulu. Bertemu kawan lamanya, Ahmad Irfan. Jika Yuddy Direktur Utama bank bjb, maka Irfan adalah yang dia gantikan.

Sikap Kami: Menanti Gurita bank bjb
Bank bjb merancang KUB bersama Bank Bengkulu.

Bank bjb pun tentu memetik manfaat tak sedikit dari penempatan modal inti yang ‘hanya’ Rp250 miliar itu. Salah satunya adalah perluasan market dan jaringan yang semakin luas di Indonesia.

Saat ini, bank bjb telah memiliki kantor cabang di 14 provinsi di Indonesia. Bank Bengkulu menjadi “cabang” ke-15. Bukan cabang terakhir karena sedikitnya ada delapan BPD lagi yang dalam radar  KUB bank bjb.

Kolaborasi KUB dengan Bank Bengkulu, misalnya, menempatkan bank bjb pada posisi memiliki 10 kantor cabang/atau sub-cabang di Bumi Rafflesia itu. Sebab, kantor cabang Bank Bengkulu di sembilan kabupaten dan satu kotamadya itu juga jadi kantor cabang berasa bank bjb.

Baca Juga : Sikap Kami: Pemimpin yang Tak Diinginkan

Lalu? Lalu, bank bjb memiliki kesempatan jadi pelayan jasa keuangan –melalui KUB Bank Bengkulu—bagi pemerintah kabupaten/kota setempat. Mulai dari e-tax, digitalisasi, hingga pembiayaan sindikasi.

Maka, KUB ini, hemat kami, adalah kesempatan bagi bank bjb untuk kian mengukuhkan diri sebagai perbankan yang amat diperhitungkan dalam skala nasional. Mereka bisa memiliki jaringan yang menggurita bila mampu menggandeng bank-bank daerah lain di masa mendatang.(*)

Halaman :


Editor : Zulfirman