15 Tahun tak Bertemu Keluarga, Darkem Pulang ke Indramayu

Seorang buruh migran Indonesia, Darkem binti Jupang (51), yang sempat bermasalah saat bekerja di luar negeri, akhirnya dapat kembali ke kampung halamannya di Desa Tegal Girang, Kecamatan Bangodua, Kab

15 Tahun tak Bertemu Keluarga, Darkem Pulang ke Indramayu
Darkem binti Jupang (berkerudung hitam)
INILAH, Indramayu – Seorang buruh migran Indonesia, Darkem binti Jupang (51), yang sempat bermasalah saat bekerja di luar negeri, akhirnya dapat kembali ke kampung halamannya di Desa Tegal Girang, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu.
 
Darkem diketahui telah bekerja di Arab Saudi sejak Oktober 2003. Selama sekitar 15 tahun, dirinya tak bertemu keluarga hingga kepulangannya pada 19 November 2018.
 
Darkem sempat bermasalah denga majikannya di Arab Saudi. Selain tak diizinkan pulang ke tanah air oleh majikannya, gaji Darkem juga sempat tak diberikan hingga komunikasinya dengan keluarga putus.
 
“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa pulang kembali ke Indonesia,” ungkap Darkem.
 
Perempuan itu mengaku merindukan keluarga, terutama kedua anaknya, Wahyudin Prawita (32) dan Riyana Ade Saputra (26). Selama 15 tahun, dirinya tak bertemu Wahyudin dan Riyana yang kini telah menjadi pria dewasa.
 
Namun, hari itu, dia tak bertemu sang suami yang telah meninggal dunia saat dirinya masih bekerja di Arab Saudi. Pertemuan Darkem dan keluarganya sendiri diwarnai isak tangis keharuan dan kebahagiaan.
 
Darkem diketahui berangkat ke Arab Saudi melalui perantara PT Trisula Bintang Mandiri pada 13 Oktober 2003. Melalui agency Al Shareef, dia kemudian dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga dengan majikan bernama Gazwa Shagar Al Hamadi, di Kota Arja, Dawadmi, Arab Saudi.
 
Namun, majikannya tak mengizinkan Darkem pulang setelah bekerja lebih dari tiga tahun. Gajinya bahkan mulai tak dibayar dan komunikasi dengan keluarganya di kampung sempat terputus.
 
Darkem bisa menghubungi keluarganya pada 23 Maret 2014 melalui telepon. Darkem kala itu menginformasikan, majikan akan memulangkannya dan mengirim uang Rp40 juta. Namun, janji majikannya itu tak ditepati.
 
Suami Darkem sendiri seringkali mendatangi PT Trisula Bintang Mandiri di Jakarta untuk meminta bantuan agar istrinya bisa dipulangkan. Namun, hingga suaminya meninggal, upaya pemulangan Darkem tak membuahkan hasil.
 
Anak bungsu Darkem, Riyana Ade Saputra kemudian mengadukan permasalahan orang tuanya ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu pada 24 Januari 2017. SBMI Cabang Indramayu pun langsung menindaklanjuti pengaduan tersebut.
 
“Secara tertulis, kami menyampaikan pengaduan dari keluarga Darkem kepada KBRI Riyadh, Arab Saudi, pada 27 Januari 2017,” tutur Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih.
 
Juwarih menuturkan, pada pertengahan Mei 2018, Tim Atase Ketenagakerjaan KBRI Riyadh dengan dibantu kepolisian Arja, akhirnya berhasil menemukan Darkem. Darkem selanjutnya dibawa ke shelter Kementerian Sosial Arab Saudi seraya menanti proses kepulangan (exit permit) dan hak-haknya selama bekerja pada majikannya.
 
Pemerintah Arab Saudi akhirnya memulangkan Darkem ke Indonesia pada 17 November 2018. Darkem sampai di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (18/11). Darkem pulang seraya mengantongi gajinya selama sisa sepuluh tahun bekerja, sedangkan gajinya yang selama lima tahun sudah lebih dulu dikirim pada keluarganya.


Editor : inilahkoran