DP3AKB: Kasus Perceraian di Jabar Masih Tinggi

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar Siska Gerfianti mengungkap kasus perceraian di Jabar masih tinggi.

DP3AKB: Kasus Perceraian di Jabar Masih Tinggi
Siska mengatakan, meski terjadi penurunan berdasarkan data dari Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Jabar, namun secara nasional angka kasus perceraian di Jabar masih tinggi. (ilustrasi/net)

Selain itu DP3AKB kata dia, juga melakukan sosialisasi melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), guna menekan angka perceraian di Jawa Barat.

"Misalnya kalau tetap ada, kami juga memiliki beberapa program. Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA), yang jumlahnya kini sudah 139 ribuan anggota. Mereka diberi pelatihan keterampilan, supaya bisa berwirausaha. Ini kita bina di 27 kabupaten/kota Jawa Barat," imbuhnya.

Program PEKKA ini telah memiliki sekitar 190 ribu fasilitator serta dikolaborasikan dengan program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta).

Baca Juga : Andi Zabidi resmi dilantik menjadi angggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menggantikan Irfan Suryanagara melalui Pergantian Antar Waktu (PAW), sisa masa jabatan 2019-2024 dari Fraksi Partai Demokrat.

"Disana untuk pelatihan vokasional seperti menjahit, memasak, IT, e-commerce sama agrikultur," paparnya.

Daqri informasi yang dihimpun, pada 2023 kemarin Jabar menjadi provinsi dengan kasus perceraian tertinggi di Indonesia, yakni 102.280 kasus atau 22,06 persen dari total kasus perceraian nasional.

Jawa Timur menempati posisi kedua dengan 88.213 kasus perceraian, diikuti Jawa Tengah 76.367 kasus dan Sumatera Utara 18.269 kasus.

Baca Juga : Polusi Udara di Jabar Paling Parah Se-Indonesia, Ini Kata Bey Macmudin...

Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi dengan kasus perceraian terendah nasional, diikuti Papua Barat, Maluku dan Kalimantan Utara.


Editor : Doni Ramdhani