Harga Beras di KBB Terus Meroket, Pedagang Pasar Tradisional: Rata-rata Sudah di Atas Rp14 Ribu Per Kilogram 

Meroketnya harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikeluhkan warga sejak 10 hari terakhir. Pasalnya, saat ini warga sudah jarang menemukan harga beras di bawah Rp14 ribu per kilogram.

Harga Beras di KBB Terus Meroket, Pedagang Pasar Tradisional: Rata-rata Sudah di Atas Rp14 Ribu Per Kilogram 
Di Pasar Tagog Padalarang KBB misalnya, harga beras di grosir termurah sudah di atas Rp13.500 per kilogram. Bahkan, saat ini beras dengan harga tersebut sudah tidak ada. Termurah, dibanderol Rp14 ribu per kilogram. (agus satia negara)

"Yang ada ya beras Ngamprah, itupun stoknya sangat terbatas. Saya jual lagi ke konsumen Rp15.500," ucapnya.

Ela mengaku, tingginya harga beras membuat masyarakat mengurangi pembelian. Mereka lebih banyak mencari beras yang harganya sekitar Rp14 ribu per kilogram.

"Saya jual beras Ngamprah, paling sehari laku 50 kilogram malah terkadang di bawah itu. Tapi kalau jual yang Rp14.000 bisa laku 125 kilogram atau lima karung ukuran 25 kilogram," ujarnya.

Baca Juga : Malang Benar... Mahasiswa Asal Wonosobo Kemalingan di Bus saat ke Bandung, Laptop dan iPad Raib

Pengakuan serupa juga diungkapkan Ujang Daryana,  pedagang  beras lainnya di Pasar Tagog Padalarang. Menurutnya, perdagangan beras saat ini menjadi yang tersulit selama berjualan komoditas pangan tersebut.

"Saya sudah puluhan tahun berjualan beras, tapi sekarang rasanya paling parah. Malah dibandingkan pada saat pandemi Covid-19 pun, masih parah sekarang," kata pria berusia 63 tahun ini.

Ujang menyebut, pada awal 2024 ini harga beras naik sampai 2 kali. Kenaikan harga mencapai Rp1.500-2.000 per kilogram.

Baca Juga : Akselerasi Penerapan Kebiasaan Baru Pengelolaan Sampah, Pemkot Bandung Bentuk Satgas

"Seluruh harga beras naik, tanpa terkecuali. Harga beras Cianjur paling mahal, dari Kuningan dan Tasikmalaya juga naik tinggi," sebutnya .


Editor : Doni Ramdhani