Kisah Pilu Buruh Korban PHK Tambang, dari Jualan Cilok hingga Kerja Serabutan Demi Penuhi Kebutuhan Sehari-hari 

Ditutupnya sejumlah perusahaan pertambangan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyisakan sekelumit kisah pilu yang dialami para buruh usai diberhentikan dari pekerjaannya.

Kisah Pilu Buruh Korban PHK Tambang, dari Jualan Cilok hingga Kerja Serabutan Demi Penuhi Kebutuhan Sehari-hari 

"Tapi itu juga sangat sulit karena selama ini saya hanya mampu bekerja sebagai buruh tambang batu," ujarnya.

Namun, sambung Asep, dirinya terpaksa bekerja seadanya asalkan bisa menghasilkan uang setiap harinya.

"Paling pernah kerja kuli bangunan. Sekarang coba berdagang cilok, sambil berharap pabrik tempat kerja dulu buka lagi," ungkapnya.

Harapan yang sama juga diungkapkan Ojo (46), warga Padalarang yang sempat bekerja di pabrik tambang PT Gunung Kareta. 

Ojo mengaku, sudah 15 tahun bekerja di perusahaan tersebut dan diberhentikan setahun lalu lantaran pabriknya stop beroperasi akibat tidak dapat izin dari pemerintah. 

"Kini saya hanya kerja serabutan dengan penghasilan yang tidak pasti setiap harinya," ucapnya.

Sementara, sambung Ojo, kebutuhan hidupnya semakin bertambah, mengingat di tahun ini satu anaknya masuk SMP dan satu lainnya masuk ke SMA. 


Editor : Ahmad Sayuti