Komisi IV DPRD Kota Bogor Tuding Wali Kota Bogor Bima Arya Kurang Arif

Komisi IV DPRD Kota Bogor tengah menyoroti perihal polemik di sektor pendidikan Kota Bogor. Kegaduhan terjadi usai Wali Kota Bogor mencopotan Kepala SD Cibereum.

Komisi IV DPRD Kota Bogor Tuding Wali Kota Bogor Bima Arya Kurang Arif
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Akhmad Saeful Bakhri mengatakan, hal itu merupakan contoh dari kekurangarifan seorang pemimpin dalam menyikapi persoalan yang ada. (rizki mauludi)

"Tentunya ini berdampak kepada anak-anak yang memiliki bakat namun tidak dapat menyalurkannya. Padahal nantinya jika mereka memenangkan perlombaan itu, akan menjadi salah satu sertifikat yang bisa digunakan untuk mengambil jalur prestasi (Japres)," terang Saeful.

Saeful menegaskan, kurikulum merdeka belajar yang saat ini dijalankan seharusnya bisa bisa menjadi wadah bagi para siswa dan guru dalam mengembangkan diri dan memberikan kebabasan dalam belajar. Namun, pada kenyataannya Pemerintah Kota Bogor dan Walikota Bogor malah membelengu kebebasan di dunia pendidikan dengan memberikan rasa takut kepada guru dan siswa dalam mengembangkan karir.

"Sekolah tidak boleh takut. Siswa harus merdeka belajar. Guru harus dimuliakan. Ini semua akan kami benahi dan kami serius untuk bisa memperbaiki kondisi pendidikan yang ada saat ini. Semua harus merdeka belajar," pungkasnya.

Baca Juga : Besok, Puslabfor Mabes Polri akan Identifikasi Penyebab Pasar Leuwiliang Terbakar

Terpisah, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bogor Devie P Sultani menilai pemerintah Kota Bogor telah abai dalam memastikan pendidikan berbasis kurikulum merdeka belajar. 

Sebab, saat ini siswa-siswi dan guru di Kota Bogor tengah terkungkung oleh stigma buruk bahwa sekolah ada sumber pungli dan korupsi. Sedangkan Pemerintah Kota Bogor tidak menyediakan anggaran yang cukup dalam menopang kegiatan merdeka belajar.

"Lagi-lagi Pemkot Bogor menunjukkan ketidakberpihakkan mereka kepada sektor pendidikan. Mereka hanya menunjuk sekolah sebagai sumber dari segala persoalan, sedangkan tidak menyiapkan solusi agar siswa dan guru masih bisa merdeka belajar," tegas Devie.

Baca Juga : IPB University Luncurkan ‘Kampung Ramah Keluarga’, Ini Fungsinya

Devie memaparkan, jika berkaca pada APBD Kota Bogor, dari 20 persen porsi anggaran yang diajukan oleh Pemerintah Kota Bogor, Devie membeberkan dimana setengahnya sudah habis untuk pembiayaan gaji dan tunjangan. Sedangkan, program yang berkenaan dengan dunia pendidikan, sangat minim anggarannya.


Editor : Doni Ramdhani