Melihat Dengan Duka Mendalam, Korban Gagal Ginjal dan Korban Kanjuruhan

BUKAN ingin membanding-bandingkan jumlah korban. Satu kematian saja, sesungguhnya sudah terlalu banyak. Nyawa tak bisa dipertukarkan dengan apa pun.

Melihat Dengan Duka Mendalam,  Korban Gagal Ginjal dan Korban Kanjuruhan

Silahkan dicerna dengan baik, saya tidak ingin menggurui. Di balik semua ini pasti banyak orang pintar dan orang bijak, meski hingga saat ini mereka masih malas untuk mengimentari.

Kembali ke topik awal, sekali lagi, saya tidak ingin membandingkan jumlah korban, karena sungguh itu adalah sesuatu yang tidak dapat diperbandingkan.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan peningkatan kasus gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) yang mencapai 304 kasus per tanggal 31 Oktober 2022.

Begitu pula dengan angka kematian yang saat ini mencapai 159 anak. Jumlahnya kemudian meningkat dari yang sebelumnya dilaporkan mencapai 157 anak.

Sungguh tragedi anak yang pasti tidak diinginkan oleh siapapun, termasuk oleh Menkes dan Kemenkes. Juga oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yang melebeli seluruh obat-obatan dan makanan halal.

Tapi, harus tetap ada penanggungjawabnya. Jika menggunakan emosi, saya bisa menunjuk siapa pun dengan mudah. 

Namun, saya tidak bisa melakukannya. Bahkan, untuk menyebut siapa yang harus bertanggung jawab, sangat sulit. 


Editor : Zulfirman