Opini: Menimbang Perlunya Proteksi dan Adaptasi dalam Era Digital

Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen- Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) Center for Innovation, Entrepreneurship and Leadership (CIEL), Yulianto Suharto turut menyoroti terkait rencana penutupan Tiktok Shop. Menurutnya, meskipun proteksi terhadap UMKM sangat penting, pendekatan yang seimbang antara perlindungan dan adaptasi digital diperlukan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. UMKM harus siap beradaptasi dengan perubahan, sementara pemerintah perlu menyusun regulasi yang bijaksana agar semua pemain di pasar mendapatkan peluang yang adil.

Opini: Menimbang Perlunya Proteksi dan Adaptasi dalam Era Digital
Yulianto Suharto, Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen- Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) Center for Innovation, Entrepreneurship and Leadership (CIEL)

Dalam era konsumerisme yang semakin meningkat, kebutuhan dan keinginan konsumen juga harus menjadi bagian dari pertimbangan. TikTok Shop dan platform serupa menawarkan pengalaman belanja yang dinamis dan interaktif yang tentunya akan dirindukan oleh sebagian konsumen. Mereka memberikan variasi dan daya tarik yang mungkin sulit untuk disaingi oleh platform e-commerce lokal.

Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan bahwa pengguna internet aktif di Indonesia mencapai lebih dari 196 juta pada tahun 2022. Ini menciptakan potensi pasar yang besar bagi e-commerce, dengan banyak konsumen yang mencari pengalaman belanja yang nyaman dan inovatif.

Perlunya Regulasi yang Lebih Rinci

Alih-alih pelarangan total, Yulianto mengusulkan agar pemerintah dapat mempertimbangkan regulasi yang lebih rinci dan komprehensif. Regulasi ini dapat mengatur dengan lebih detail aktivitas TikTok Shop di Indonesia. Misalnya, memperkenalkan batasan-batasan tertentu sehingga TikTok Shop dapat tetap beroperasi namun dengan tetap menjaga keseimbangan peluang di pasar.

Pertumbuhan Ekonomi Digital dan Keberlanjutan UMKM Lokal

Pertumbuhan ekonomi digital adalah fenomena tak terhindarkan, dan Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkannya. Namun, di tengah euforia digitalisasi, kepentingan pelaku UMKM lokal harus tetap diperhatikan. Kunci keberhasilan mungkin tidak hanya terletak pada pelarangan, melainkan pada adaptasi dan inovasi. 

Dalam lanskap ekonomi yang terus berubah, keberlanjutan UMKM lokal adalah prioritas yang tak bisa diabaikan. Untuk mendukung UMKM agar tetap bersaing, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah seperti membentuk kluster UMKM, memberikan pembiayaan dengan bunga rendah, meningkatkan infrastruktur, dan menyelenggarakan pelatihan. Sementara itu, UMKM harus berinovasi, berkolaborasi, mengadopsi teknologi, dan mengoptimalkan sumber daya.


Editor : Ghiok Riswoto