Sikap Kami: Ebiet, HRS, dan Keadilan

MUNGKIN, sesekali, penegak hukum: dari penyelidik, penyidik, penuntut, hingga pengadil, perlu meluangkan waktu. Bisa tengah malam, di tengah suasana sunyi. Agar dapat makna mendalam dari syair lagu Ebiet G Ade ini.

Sikap Kami: Ebiet, HRS, dan Keadilan

Lalu, dari kasus hasil swab di Rumah Sakit Umum Ummi di Bogor, dia divonis menyebar berita bohong yang menyebabkan keonaran. Menjadi pertanyaan buat kita, di bagian Bogor mana keonaran yang terjadi? Yang onar hanya pendukung Rizieq dan penentangnya. Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor bahkan sebenarnya ingin mencabut pelaporan.

Jaksa menyebut keonaran di dunia maya dan hakim sependapat. Wahai jaksa dan hakim, kapan dunia maya kita tidak pernah onar? Selalu heboh. Kalaupun onar di dunia maya, mungkin pemicunya pernyataan Rizieq, tapi pelaku keonaran jelas bukan dia. Lagi pula, pernyataan siapapun hampir selalu jadi biang onar dunia maya. Dan, rasanya terlalu berat bila diganjar hukuman empat tahun penjara.

Tapi, ya begitulah penegakan hukum kita. Jangan salahkan jika ada yang membandingkan hukuman buat Pinangki Sirnamalasari dengan Rizieq Shihab. Meski bukan dalam konteks serupa, tapi itulah gambaran kekecewaan publik terhadap keadilan.

Baca Juga : Sikap Kami: Menepis Delta

Mungkin, sekali lagi mungkin, kita harus telanjang, menjadi bersih lahir batin. Seperti kata syair itu lagi, kita anggap ini satu isyarat: “Bahwa kita mesti banyak berbenah.”
 

Halaman :


Editor : Zulfirman