Survei LSI Klaim Intoleransi dan Kekerasan Ekstrem di Jabar Masih Aman, Tapi Wajib Diwaspadai

Tidak dapat dipungkiri, Lembaga Survei Indonesia (LSI) menilai intoleransi dan kekerasan ekstrem  masih menjadi hambatan besar di negeri ini. Padahal, masyarakatnya plural yang terdiri dari beragam agama, suku, dan budaya.

Survei LSI Klaim Intoleransi dan Kekerasan Ekstrem di Jabar Masih Aman, Tapi Wajib Diwaspadai
Dari hasil survei LSI pada 16-29 Mei 2023 lalu, dengan melibatkan 600 responden terbagi dari 27 kota/kabupaten. Ternyata masih ada yang mendukung intoleransi dan kekerasan ekstrem beserta organisasinya meski tidak terlalu signifikan. (yuliantono)

"Warga usia muda di kota dan desa, ada karakteristik berbeda. Treatment berbeda. Sosial media asumsinya banyak diakses kelompok muda. Tapi fenomena (hanya) di perkotaan," sambungnya.

Sedang mengenai menjelang tahun politik, Firman mengatakan tidak ada yang mendominasi secara berturut-turut di setiap kontestasi Pemilu. Ini disebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Hal ini diakuinya menjadi magnet tersendiri bagi parpol, sebab semua kontestan memiliki peluang yang sama, dalam meraup swing voter Jabar. Terlebih dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa, atau sekitar 17,5 persen pemilih untuk skala nasional.

"Party id rendah. Tidak ada kekuatan dominan. Jabar jadi rebutan kekuatan politik. Siapapun punya peluang. Kita punya pengalaman, beberapa tahun politik ada mobilisasi tentang isi yang mendorong intoleran meningkat. Pilgub 2018, isu sentimental keagamaan muncul. Ini harus diantisipasi di tahun politik, karena dinamika politik yang meningkat kemungkinan akan ada isu seperti ini," tuturnya.

Baca Juga : Lahan Kebun Binatang Segera Diambil Alih Pemkot Bandung

Dalam survei ini, total ada 3.090 responden yang dilibatkan LSI dari sejumlah provinsi di Indonesia, melalui metode wawancara. Khusus di Jawa Barat, 600 responden terlibat dengan margin of error 4,1 persen.*** (yuliantono)

Halaman :


Editor : Doni Ramdhani