Toxic Parenting di PPDB

Gaduh dan banyaknya kecurangan dalam PPDB 2023 tak lepas dari banyaknya prilaku orang tua calon siswa yang rela melakukan berbagai tindakan tidak terpuji mulai dari suap dan kecurangan zonasi demi mengikuti keinginan anak atau dapat disebut sebagai toxic parenting.

Toxic Parenting di PPDB
PPDB Jabar 2023

INILAHKORAN, Bandung- Gaduh pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) seakan menjadi penyakit tahunan di negeri ini. Rasanya, hampir tak pernah ada ketenangan setiap kali musim PPDB tiba.

Pun di tahun 2023 ini, kegaduhan terus mewarnai sepanjang proses PPDB hampir di semua daerah di Indonesia. Sistem zonasi disebut-sebut masih menjadi pemicunya. Padahal, sejatinya maksud dari penerapan zonasi niatnya sudah baik. Yakni bagaimana menghilangkan paradikma sekolah favorit yang selama bertahun-tahun mengakar dalam sistem pendidikan Indonesia.

Dalam praktiknya, sistem zonasi dalam PPDB khususnya di tahun 2023 memang tidak berjalan mulus. Klimaknya adalah terbongkarnya praktik-praktik tidak terpuji atau kebohongan-kebohongan yang dilakukan sejumlah calon peserta didik yang ditenggarai mengakali zonasi tempat tinggal demi dapat bersekolah di sekolah yang menjadi pilihan.

Baca Juga : Modal Kuat Jawa Barat

Praktik curang tersebut, mungkin sudah sejak dilakukan lama. Namun, baru tahun inilah hal itu terbongkar dan mencuat ke permukaan secara gamblang. 

Seiring dengan temuan itu, Pemprov Jabar melalui Dinas Pendidikan bahkan menganulir atau mencoret lebih dari empat ribu calon peserta didik atau jumlah tepatnya mencapai 4.791 calon siswa yang dinyatakan dicoret dari PPDB karena terindikasi melakukan kebohongan.

Apa yang dilakukan Pemprov Jabar tentu merupakan sebuah langkah berani dalam menyikapi berbagai pratik kecurangan PPDB. Targetnya, disamping memberikan efek jera, juga memberikan pelajaran berharga bahka apapun dalihnya kebohongan dan kecurangan harus diberantas.

Pemprov Jabar mungkin menjadi daerah di Indonesia yang berani melakukan langkah itu. Kendatipun, kecurangan serupa sangat dimungkinkan terjadi hampir di berbagai daerah di Indonesia.

Halaman :


Editor : Ghiok Riswoto